Ketahui Peran Anak Muda dalam Diplomasi Indonesia, yuk!

Ketahui Peran Anak Muda dalam Diplomasi Indonesia, yuk!
info gambar utama

Wah, berat nih, kalau bicara diplomasi. Apa, sih, diplomasi itu? Diplomasi secara garis besar dan singkat adalah hubungan kerja sama, dalam hal ini antar negara. Hubungan kerja sama itu tentu saja penting, loh. Sama seperti kita yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan.

Nah, dalam tingkat negara, fungsi kerja sama atau diplomasi adalah juga sebagai penyelesaian konflik, terutama apabila negara kita berada di regional negara konflik. Selain itu, kebijakan bebas visa dan dokumen migrasi lainnya akan lebih mudah ketika kita telah memiliki kerja sama dengan banyak negara.

Program beasiswa pendidikan yang banyak digelontorkan negara-negara luar adalah salah satu contoh nyata hasil kerja sama Indonesia dengan negara-negara tersebut. Termasuk program kerjasama riset dan bisnis.

Tugas sebesar itu, apa bisa kita yang anak muda milenial ini melakukannya?

Tenang, itu adalah hasil dari program-program yang dijalankan oleh duta besar dan kementerian luar negeri. Selain itu, mereka juga harus menjaga hubungan baik dan kerja sama dengan negara-negara lainnya, misalnya dengan saling mengunjungi dan menghadiri undangan tertentu.

Jadi, peran anak muda? Yang paling sederhana dan mudah tentunya menjaga citra baik Indonesia di mata dunia! Memperkenalkan dan menviralkan kekayaan budaya dan alam Indonesia di media digital juga cara yang paling mudah dan anak muda banget.

Misalnya, menggalakkan gerakan Kamis Berbatik. Apa benar dengan berbatik saja sudah membantu diplomasi Indonesia? Tentu saja. Ibu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia sendiri, Retno LP Marsudi, mengadakan workshop Batik Making di negara-negara luar untuk mengingkatkan pamor batik di mata dunia.

Dalam forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), bu Menteri mewakili Indonesia juga berperan mengenalkan alat musik tradisional Indonesia, Angklung, saat forum, loh. Dengan mengajak semua anggota forum memainkan Angklung, Indonesia juga mengampanyekan soft power yang dimilikinya.

Pada kesempatan acara bincang-bincang “We the Youth” yang bertajuk “Youth X Public Figure”, bu Retno berkesempatan hadir dan berbagi kisah serta nasihat terkait diplomasi Indonesia untuk anak-anak muda yang hadir di Studio 1 Epicentrum XXI, Kuningan pada Jumat (08/09) lalu.

Bahkan, sebagai menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia, bu Retno menjadikan hal tersebut sebagai kampanye bahwa di Indonesia, women empowerment berjalan dengan baik. “di Indonesia, perempuan memiliki hak yang sama. Benar, kan? Terkadang kita lupa, tidak semua negara memperlakukan perempuannya sama dengan laki-laki”, jelasnya.

Nah, anak muda juga bisa meneladani bu Retno dengan saling menghargai sesama baik laki-laki mau pun perempuan ketika di media sosial, yang dapat memberikan kesan dan citra bahwa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia berjalan baik.

Dalam acara bertemakan “Kerja (Sama) Indonesia” tersebut, bu Retno juga menampis stigma bahwa isu politik luar negeri merupakan isu eksklusif yang hanya dinikmati kalangan tertentu. “sebenarnya teman-teman semua di sini adalah duta-duta bangsa”, jelasnya. “misalnya ada orang berprofesi sebagai chef, dia pergi mempromosikan makanan Indonesia, nah dia duta bangsa”.

“kemudian seorang penyanyi yang mempromosikan Indonesia di konsernya di luar negeri, dia duta bangsa, ini diplomasi”, tambahnya. “semua orang dapat memainkan peran itu (diplomasi)”.

Menurut bu Retno, teman-teman milenial juga punya peran dan prioritas yang sama, loh, dengan Menteri luar negeri, yaitu melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melindungi rumah kita.

Dalam acara bincang tersebut, hadir pula Tasya Kamila selaku pemuda berprestasi yang pernah mewakili Indonesia di forum pemuda di PBB. “Diplomasi bisa dilakukan mulai dari social media. Hashtag yang baik tentang Indonesia. Kurangi komplain, tingkatkan citra,” jelas Tasya Kamila.

Nah, dengan teman-teman membaca dan membagikan artikel-artikel dari Good News from Indonesia di sosial media teman-teman, juga merupakan bentuk diplomasi digital dalam mengampanyekan soft power Indonesia di mata dunia, loh. Hihi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini