Perbaiki Ekonomi Nasional, Saatnya Tancap Gas Ekspor Industri Otomotif

Perbaiki Ekonomi Nasional, Saatnya Tancap Gas Ekspor Industri Otomotif
info gambar utama

Pemerintah genjot perbaikan ekonomi dengan meningkatkan ekspor netto sebesar 10 persen dari Produk Domestik Bruto. Salah satu sektor yang tengah diprioritaskan adalah pengembangan industri otomotif.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor.

“Sasarannya, Indonesia diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internalcombustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/9).

Kinerja positif sektor manufaktur Indonesia terlihat melalui Indeks Pembelian Manajer (Puchasing Manager’s Index/PMI). Dari hasil survei Nikkei, PMI Indonesia pada Agustus 2018 menyentuh level 51,9. Capaian itu lebih baik dari capaian bulan Juli sebesar 50,5. PMI dengan nilai diatas 50 menandakan sektor manufaktur sedang ekspansif.

Menperin memastikan kemampuan industri otomatif nasional sangat kompetitif. Salah satu produsen otomotif Toyota, bahkan menggunakan banyak komponen industri dari dalam negeri.

“Maka itu, hasil produksiToyota di Indonesia, tingkat kandungan lokalnyasangat tinggi, mencapai 75-94 persen,” ujar Airlangga.

Kemenperin juga mengapresiasi komitmen Toyota Group dalam pengembangan bisnis di Indonesia. Nilai investasi perusahaan otomotif Jepang ini mencapai Rp. 20 triliun. Dengan nilai investasi tersebut, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN) telah menyerap tenaga kerja sebanyak 8.425 orang.

Industri otomotif menjadi salah satu sektor padat karya karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Sektor ini menyerap tenaga kerja lebih dari 1,5 juta karyawan. Jumlah tersebut terdistribusi ke dalam berbagai bagian. Mulai dari industri perakitan, produsen komponen lapis pertama, kedua dan ketiga, bengkel resmi, sales, service dan suku cadang.

Airlangga mendorong terciptanya penambahan investasi baru maupun perluasan usaha. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk merealisasikan target produksi mobil sebanyak 1,5 juta unit pada tahun 2020.

Kemenperin juga mengajak pelaku industri otomotif untuk mengadopsi teknologi terkini. Dalam peta jalan yang dibuat Kemenperin, pada 2025 ditargetkan 20 persen dari kendaraan produksi Indonesia berbasis energi listrik.

“Kami terus mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif di dalam negeri dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang telah kami programkan melalui sebuah roadmap yang jelas,” pungkasnya.

Sumber: Rilis Kemenperin

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini