Siji, Olah Barang Tak Ternilai Jadi Barang Mewah

Siji, Olah Barang Tak Ternilai Jadi Barang Mewah
info gambar utama

Memiliki bahan-bahan yang tidak biasa, Siji berhasil melebarkan sayapnya hingga ke pasar global. Siji merupakan merk kerajinan yang berasal dari kota Yogjakarta.

Seperti dilansir dari Kompas, Achmad Kurnia selaku pendiri dari Siji mengungkapkan bahwa nama Siji sendiri bukan berarti mau jadi yang nomor satu. Tapi dia ingin produknya unik dan tidak ada produk lain lagi yang sama alias satu-satunya.

Dilakoni Achmad sejak 12 tahun yang lalu, ia menjadikan barang-barang yang terbilang sudah tidak tenilai lagi sebagai bahan baku seperti daun yang jatuh hingga pelepah jagung.

Alasan Achmad menggunakan bahan baku tersebut adalah keyakinannya bahwa sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat kaya, jika diolah serta dibentuk dengan tepat, bisa menjadi karya seni bernilai tinggi.

Siji tahun ini juga mendapatkan tempat untuk memamerkan produknya. Lewat pameran New York Now 2018, Siji berhasil mendapatkan pesanan dari berbagai perusahaan. Salah satunya adalah hotel di Maladewa, mereka memesan Siji untuk membuat kerajinan yang akan dijadikan hiasan di seluruh area hotel tersebut.

Achmad membeberkan kunci kesuksesan Siji adalah dengan menjaga kualitas produk. Pada prosesnya pun, Achmad hanya mengandalkan pihak ketiga untuk mengumpulkan bahan baku. Sementara pada tahap finishing, Achmad memperkerjakan karyawan internal yang sebelumnya sudah dilatih terlebih dahulu.

Achmad memperkenalkan Siji lewat pameran-pameran. Lewat momen ini Siji mulai dilirik oleh para calon pembeli yang lama kelamaan membuat jaringan konsumennya bertambah. Achmad juga menyampaikan bahwa pameran memiliki kelebihan tersendiri yaitu, calon pembeli bisa melihat dan memegegang langsung produk.

Hingga saat ini, Siji berhasil meraih omzet senilai miliaran rupiah tiap tahunnya. Pertumbuhan produk Siji juga meningkat sekitar 20 persen dari tahun ke tahun


Sumber: Kompas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini