Kenali Potensi Pelabuhan Bitung bagi Kedaulatan Maritim Indonesia

Kenali Potensi Pelabuhan Bitung bagi Kedaulatan Maritim Indonesia
info gambar utama

Sembilan agenda prioritas atau Nawa cita yang diusung oleh presiden Joko Widodo sejak 2014 lalu digagas untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Salah satu misinya adalah meningkatkan pembangunan sebagai negara maritim, yang diwujudkan dalam program berorientasi poros maritim dunia , yaitu pembangunan yang bertujuan membangun pusat-pusat unggulan kelautan di seluruh pelosok Indonesia.

Potensi kelautan Indonesia, menurut Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pada Seminar ‘Konsepsi Strategis Pengembangan Potensi Maritim Nasional dalam Mewujudkan Cita-cita Poros Maritim Dunia Menuju 100 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia’ di Gedung DPR, Jakarta, April 2018 lalu, bisa mencapai 17 ribu triliun rupiah pertahun!

Memang, alam Indonesia, termasuk lautannya, menyimpan energi-energi potensial yang masih banyak belum terkuak dan dimanfaatkan secara sempurna oleh negara. Mulai dari minyak dan gas hingga kekayaan biota laut yang melimpah. Karenanya, dibutuhkan pembangunan fasilitas dan sarpras (sarana dan prasarana) untuk mengelolanya.

Terutama wilayah Timur Indonesia yang masih belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikembangkan secara pembangunan, padahal wilayah timur khususnya perairannya lebih potensial daripada perairan di barat Indonesia yang dangkal. Dengan semakin menipisnya sumber daya di daratan, perairan timur menjadi diharapkan menjadi ladang sumber daya baru untuk Indonesia.

Pelabuhan Bitung, di Bitung, Sulawesi Utara menjadi salah satu proyek pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang dipilih menjadi pelabuhan hub internasional. Kawasan ekonomi khusus (KEE) Bitung dinyatakan sebagai salah satu prioritas pemerintah mengembangkan KTI. Terlebih Sulawesi Utara sebagai provinsi terluar Indonesia menjadikan pelabuhan ini dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar.

Nantinya, pelabuhan ini akan dapat mendukung segala kegiatan industri dan logistik di KTI seperti di Maluku dan Kalimantan. Terutama sekali pulau-pulau tersebut menyimpan banyak potensi sumber daya alam dan mineral seperti minyak bumi dan kayu lapis.

Pengembangan pembangunan pelabuhan ini oleh Pelindo IV telah mencapai sekitar 85 persen per 4 September 2018. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan 365 miliar rupiah dengan harapan dapat menjadi sentra perdagangan Asia-Pasifik dengan posisinya yang strategis yaitu merupakan salah satu jalur pelayaran Selat Sulawesi.

Pentingnya pelabuhan di Indonesia adalah karena Indonesia terdiri dari kepulauan dengan dipisahkan oleh laut sehingga untuk mencapai kedaulatan secara paripurna memang dibutuhkan pembangunan yang beorientasi konektivitas antarpulau dan pemanfaatan potensi bahari Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini