Pemerintah Kota Pasuruan mengadakan event marathon tahunan ke-6 nya, dengan resort mewah Plataran Bromo di desa Ngadiwono berlaku sebagai pihak penyelenggara marathon tahun ini yang diselenggarakan pada 23 September kemarin.
Sebagai pelengkap Bromo Marathon, resort Plataran Bromo juga mengadakan festival Bromo Xtravaganza untuk melengkapi event olahraga tersebut, yang mana termasuk sebuah konser, penampilan budaya, dan kompetisi jeep.
"Kami menyebutnya sebagai marathon plus, karena kami tidak hanya ingin event tersebut menjadi sebuah event olahraga semata namun juga event yang menyenangkan," ucap CEO Grup Plataran, Yozua Makes, seperti yang dikutip dari Jakarta Post.
Yozua menyebutkan bahwa Bromo dikenal karena matahari terbit, gunung, kawah, dan bukit pasir abunya yang mengelilingi Gunung Bromo. Sebagai tambahan pemandangan alam tersebut, Yozua menambahkan bahwa kawasan ini memiliki lebih dari itu untuk ditawarkan pada pengunjung, seperti budaya dan seni lokal, khususnya dari suku Tengger.
Sedangkan acara utama marathon nya diadakan pada Minggu, perayaannya telah dimulai dari sehari sebelumnya untuk dinikmati oleh para peserta dan warga setempat.
Para pengunjung dapat menyaksikan dan juga mempersembahkan beragam penampilan kesenian dan budaya dengan atmosfer yang berbeda, ucap Yozua, sebagaimana event tersebut diadakan di sebuah ampiteater di atas ketinggian 2000 mdpl dengan setting panggung yang menarik.
Konser yang dapat dinikmati secara gratis tersebut menampilkan penyanyi asal Surakarta Sruti Respati dan band Andra and the Backbone.
Yozua mengatakan bahwa keberadaan resort tersebut di antara masyarakat Tengger berarti harus komitmen untuk menjaga kearifan dan budaya lokal serta mendorong partisipasi seluruh masyarakat.
"Sebagai contoh, pada kesempatan kali ini kami mengundang warga lokal yang bermatapencaharian sebagai penyedia jeep untuk berkompetisi di kompetisi jeep," ucapnya.
Untuk marathon nya sendiri, diakui oleh Sutiyono selaku panitia Bromo Marathon, terdapat tiga kategori; 10K, 21K, dan 42K.
"Menurut catatan kami terdapat 1.320 peserta dari 31 negara bergabung di marathon yang cukup menantang melewati desa-desa di Bromo." ucap Sutiyono.
Sutiyono juga menambahkan bahwa ke depannya marathon tersebut akan berusaha berkontribusi lebih ke konservasi lingkungan.
"Aktivitas ini nantinya dapat bersinergi dengan komunitas lingkungan dan warga lokal," ucapnya.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News