Lagi-lagi Bumi Blambangan kembali menunjukkan taringnya. Banyuwangi, yang berada di ujung timur pulau Jawa, berhasil menampilkan pesonanya melalui Festival Gandrung Sewu. Festival yang telah diadakan sejak tahun 2012 tersebut nampaknya selalu memberikan suguhan yang fantastik.
Tak ayal kondisi demikian membuat banyak wisatawan lokal maupun mancanegara berduyun-duyun datang untuk menyaksikan atraksi seni yang membanggakan. Festival Gandrung Sewu pun dibanjiri ribuan penonton. Beberapa di antaranya ialah Menteri Pariwisata RI, Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Gresik, Bupati Belitung, Deputi Gubernur Bank Indonesia, dan Guru Besar Universitas Indonesia yakni Prof. Rhenald Kasali.
View this post on Instagram#PesonaFestivalGandrungSewu #PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia
Di tahun ini, Festival Gandrung Sewu hadir dengan tema besar Layar Kumendung yang menceritakan kisah Bupati Banyuwangi pertama yakni Raden Mas Alit. Mas Alit di usianya yang masih sangat muda, 18 tahun, dipercaya untuk memimpin Bumi Blambangan. Meski harus gugur dalam layar dan menimbulkan kesedihan mendalam bagi masyarakatnya, namun Bupati yang dilantik pada tanggal 1 Februari 1774 tersebut merupakan pemimpin yang disegani juga dihormati.
Tema besar Layar Kumendung tentunya menegaskan bahwa Gandrung Sewu tak hanya muncul sebagai sebuah hiburan semata melainkan juga mampu memberikan nilai edukasi yang sarat akan nilai-nilai luhur. Di sisi lain, Gandrung dapat menjadi media pembelajaran mengenai sejarah kepahlawanan.
Bupati Banyuwangi dalam sambutannya menyebut bahwa kebudayaan yang ada di Banyuwangi tentu tidak boleh terpinggirkan oleh kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Tak hanya itu, Wakil Gubernur Jawa Timur pun menyampaikan bahwa Gandrung Sewu bukan hanya buah kesuksesan satu pihak melainkan menjadi bentuk kerja sama dari masyarakat yang kian membuat agenda ini menjadi gelaran yang sukses dan terkenang.
Di sisi lain, Festival Gandrung Sewu kali ini masih terus menyuguhkan tontonan yang seru dan epik. Sebanyak kurang lebih 1173 penari Gandrung hadir untuk menyemarakkan gelaran. Menariknya, penari yang berjumlah lebih dari seribu tersebut merupakan anak muda Banyuwangi yang paham dan mencintai seni budaya lokal.
Para wisatawan asing pun tak ketinggalan memberikan sambutan yang luar biasa terhadap Pagelaran Gandrung Sewu. Kegiatan yang dikonsep sebagai pesta rakyat tersebut juga mendapat banyak respon positif dari wisatawan asing yang langsung terpesona dengan hadirnya Gandrung sebagai seni khas daerah. Bahkan situasi itu membuat hotel juga homestay di Banyuwangi penuh. Penerbangan dan jadwal keberangkatan serta kedatangan kereta api pun menjadi padat.
Kondisi demikian dibarengi dengan ungkapan Menteri Pariwisata yang menyampaikan bahwa Gandrung Sewu merupakan kegiatan daerah yang berhasil menjadi top event sebab memiliki kolosal yang baik, konfigurasi yang menarik, dan cameragenic. Lebih lagi Gandrung sebagai sebuah seni daerah mengandung nilai kultural yang dekat dengan masyarakat.
Menteri Pariwisata turut berharap hadirnya Gandrung Sewu mampu menjadi contoh bagi daerah lain untuk menunjukkan seni dan budayanya agar tetap terjaga di tengah kondisi global.
Maju terus seni dan budaya Indonesia. Bangga Indonesia!
Sumber: Liputan Kegiatan Langsung
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News