Penggalian sedalam 1,6 meter dan seluas 2,46 meter persergi dilakukan di area Candi Ngempon, Semarang, karena ditemukannya bebatuan yang serupa dengan struktur candi. Langkah ekskavasi pun dilakukan untuk menyelamatkan bebatuan tersebut.
Melibatkan empat orang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan dibantu warga sekitar, penggalian ini dilakukan selama dua hari pada 9-10 Oktober lalu. Ekskavasi dilakukan setelah ada laporan dari juru pelihara Candi Ngempon dan Candi Gedong Songo, yang menemukan adanya struktur bebatuan candi lain di lokasi tersebut.
“Ekskavasi kegiatan kali ini adalah ekskavasi penyelamatan dari adanya temuan awal laporan dari juru pelihara Candi Ngempon dan Candi Gedong Songo bahwa ada dugaan struktur di sekitar situs Candi Ngempon. Kemudian dari kantor BPCB Jateng melakukan peninjauan kemari dan melakukan ekskavasi penyelamatan untuk mengetahui dugaan struktur tersebut betul atau tidak,” terang Arkeolog Pengkaji Pelestari BPCB Jateng, Septina Wardani, dilansir dari Detik.com.
Lenih lanjut, Septina juga menerangkan bahwa dari hasil ekskavasi akan ditemukan struktur candi dan denah tertentu. Arah hadap struktur atau arah hadap bangunan juga bisa diketahui setelah ekskavasi dilakukan.
Ekskavasi adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penggalian di tempat yang mengandung benda purbakala. Selain candi, ekskavasi juga bisa dilakukan pada fosil hewan dan barang-barang peninggalan manusia purba.
Kembali ke proses ekskavasi di area Candi Ngempon, kegiatan tersebut dilakukan di lahan warga bernama Miftahudin, karena berada di luar pagar candi. Namun demikian, pria berusia 50 tahun itu tidak mempermasalahkan dan mempersilakan tim BPCB Jawa Tengah untuk melakukan penggalian.
Candi Ngempon merupakan peninggalan bangunan Hindu kuno di Semarang, tepatnya di Dusun Ngempon, Kecamatan Bergas. Saat ini belum diketahui pasti tahun pembuatan candi, tapi diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Gedong Songo.
Candi Ngempon juga masih digunakan warga Semarang yang beragama Hindu untuk beribadah, salah satunya pada saat Hari Raya Galungan. Peribadatan dilakukan di pelataran candi yang menjadi situs purbakala Kerajaan Mataram Kuno tersebut.
Sumber: Suara Merdeka, Detik.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
