Pariwisata Nomaden di Belitung, Seperti Apa?

Pariwisata Nomaden di Belitung, Seperti Apa?
info gambar utama

Belitung yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah destinasi yang cocok untuk pariwisata nomaden, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

"Belitung adalah tujuan yang cocok untuk mengembangkan pariwisata nomaden," kata Arief di Belitung baru-baru ini, seperti dikutip oleh Tempo.co.

Sebuah dermaga keluar dari Pantai Teluk Gembira di Pulau Belitung, di mana para wisatawan dapat naik perahu nelayan dan berlayar ke Pulau Seliu di dekatnya. (JP / Jessicha Valentina)
info gambar

Arief mengatakan mengembangkan zona ekonomi khusus seperti di Mandalika di Nusa Tenggara Barat akan membutuhkan banyak waktu, sementara Pulau Belitung akan menjadi lokasi yang cocok untuk mempromosikan pariwisata nomaden.

"Saya optimis konsep pariwisata nomaden bisa menjadi solusi permanen untuk Belitung," kata Arief.

Pariwisata nomaden berputar di sekitar kegiatan atau bisnis yang terkait dengan gaya hidup dan budaya bergerak, seperti glamping (berkemah glamor) atau tinggal di rumah polong dan karavan saat bepergian

Arief meyakini sifat indah Belitung dan potensinya sebagai tujuan mewah, yang membuatnya menjadi tujuan wisata nomaden yang cocok.

"Pasarnya besar, pariwisata nomaden memiliki potensi 21 hingga 35 juta turis asing dari seluruh dunia yang tertarik dengannya," katanya.

Menteri Pariwisata itu meminta investor pariwisata untuk berinvestasi di provinsi tersebut, dan hal lainnya, untuk mengembangkan pariwisata nomaden.

Billiton Beach Tent | Sumber: Glamping.com
info gambar

Di Tanjung Kelayang Belitung, misalnya, konsep pariwisata nomaden telah dikembangkan melalui Eco Beach Tent oleh Billiton, yang telah beroperasi sejak Mei tahun ini.

Eco Beach Tent telah mengembangkan model glamping dengan tagline“Reconnect with Nature” dengan berbagai fasilitas pendukung untuk hotel bintang lima dan ramah lingkungan.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini