#SadarStunting, Rangkaian Acara #KopdarBaik di Bondowoso

#SadarStunting, Rangkaian Acara #KopdarBaik di Bondowoso
info gambar utama

Menjadi Ibu tak hanya mengandung, melahirkan dan mengurus pekerjaan rumah tangga saja, seorang ibu juga dituntut paham mengenai gizi untuk keluarganya. Namun dewasa ini masih saja banyak yang kurang memahami informasi nutrisi yang baik dan yang dibutuhkan untuk anggota keluarganya, khususnya untuk sang buah hati.

Beberapa tahun lalu kita mendengar kasus Gizi Buruk, yaitu keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein. Namun saat ini, hal yang harus dihadapi oleh para ibu dan calon ibu adalah Stunting.

Gejala stunting yang mudah dilihat adalah kondisi tubuh/fisik yang pendek. Lalu ditambah dengan banyaknya keterlambatan, baik kecerdasan, emosional maupu motorik tubuh.

Stunting adalah gangguan yang dialami oleh anak dalam pertumbuhannya, sehingga ia memiliki tubuh yang pendek dibandingkan usia teman sebayanya. Hal ini terjadi karena anak tersebut mengalami kekurangan gizi sejak di dalam kandungan ibu (janin pada masa kehamilan) hingga usia 2 tahun, atau bisa disebut 1000 hari pertama. Gangguan ini dapat mengakibatkan kondisi anak mengalami berbagai resiko yang akan dihadapinya, seperti kemampuan kognitif yang lemah, mudah terkena infeksi, kesulitan dalam koordinasi gerak tubuh, kesulitan belajar, mudah lelah, resiko tinggi terkena penyakit seperti jantung koroner, diabetes, stroke, dan lainnya.

Jika dewasa, anak yang terkena stunting bisa dipastikan akan memiliki produktifitas yang rendah dan tidak mampu bersaing dalam dunia kerja. Berita buruk dari stunting ini adalah jika anak sudah menderita stunting maka kondisinya tidak bisa dikembalikan pada kondisi ideal semula karena fase emas pertumbuhannya telah dilewati. Bila kita melihat laporan WHO, jumlah penderita stunting di dunia pertahun mencapai 170 juta anak yang mencakup 37 negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 persen terjadi di Indonesia. Prosentase ini menempatkan peringkat Indonesia pada posisi 5 terbanyak di dunia.

Pemahaman tentang stunting dan 1000 hari pertama kehidupan kembali dibahas oleh beberapa narasumber di Orilla Cafe, Bondowoso. Acara ini dihelat oleh GNFI, Kominfo, dan DJIKP, yaitu #KopdarBaik 1000 Hari Terbaik. Event yang diselenggarakan di Bondowoso ini berlangsung pada hari Sabtu 3 November 2018 kemarin.

Dengan mengambil tema #SadarStunting, Bondowoso menjadi kota ke-2 dalam rangkaian acara #kopdarBaik ini. Hal ini dikarenakan kasus-kasus stunting yang terjadi di Bondowoso sebanyak 10 kecamatan. Dipicu oleh kebiasaan merokok di dalam rumah, praktik BABS atau buang air besar sembarangan serta pemberian ASI eksklusif yang masih kurang.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Kembali hadir pula Prof. Dr. Merryana Adriani, SKM.,M.Kes. Menurut beliau, stunting sebenarnya dapat dicegah dengan memberi perhatian pada 1000 hari pertama kehidupan. Karena di saat itulah masa emas pertumbuhan.

Ahli Gizi yang juga dosen di Univeristas Airlangga itu memberi contoh MPASI yang bisa diberikan pada bayi mulai usia 6 bulan. Sebagai awal dikenalkan karbohidrat dengan tekstur yang sangat lembut. Setelah usia 7 bulan baru dikenalkan buah dan sayur. Lalu setelah memasuki usia 9 bulan bisa mulai diberikan berbagai jenis protein, seperti daging, tahu, tempe. Hal ini juga untuk mengetahui apakah bayi tersebut memiliki alergi pada makanan atau tidak.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Selain Ahli Gizi, event ini turut mengundang seorang Mom Influencer yang juga seorang public figure, Adhitya Putri. Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa generasi muda dapat mengambil peran penting dalam penanganan masalah stunting ini. Putri juga menyampaikan agar anak-anak muda rajin membaca, mencari informasi penting salah satunya tentang tumbuh kembang anak, sehingga ketika mereka menjadi orang tua, mereka sudah paham apa yang harus dilakukan. Peran anak-anak muda, menurut Putri juga bisa dilakukan melalui media sosial, dengan cara menyebarkan berita baik. Ibu dari 1 anak ini mengajak untuk lebih membuat VOICE daripada NOISE melalui social media.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini