Enam Film Asal Indonesia diputar di Festival Film Cina

Enam Film Asal Indonesia diputar di Festival Film Cina
info gambar utama

Film Indonesia semakin banyak digemari oleh masyarakat internasional. Sabtu malam, 17 November 2018, tiga judul film pendek Indonesia diputar di gedung bioskop di pusat kota Ningbo, Cina.
Film yang diputar bersamaan dengan Festival Mikrofilm Internasional Ningbo (NIMF) III ini adalah "Errorist of the seasons", "Roda Pantura", dan "Indonesia masih Subuh".

"Errorist of the Seasons" adalah film garapan Rein M yang menceritakan tentang fenomena sosial masyarakat di pinggiran Ibu Kota Jakarta yang mencari rejeki yang berprofesi sebagai ojek perahu karet ketika banjir melanda. Usaha tersebut sayangnya menemui kegagalan, sebab pemerinta daerah setempat bisa mengatasinya dengan memperlancar arus sungai.

Sementara film animasi karya Hizkia Subiyantoro yang berjudul "Roda Pantura" menceritakan fenomena warung remang-remang di jalur Pantai Utara Jawa. Lalu film "Indonesia Masih Subuh" yang diproduseri Fauzan Hazabi menyoroti kisah inspiratif tentang nasionalisme seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai tukang semir sepatu keliling.

Tidak hanya tiga film pendek itu saja yang diputar di studio Cinema Ningbo. Film lainnya adalah "Moonrise Over Egypt" yang disutradarai oleh Pandu Adiputra, "Kukejar Cinta ke Negeri Cina" (Chand Parwez Servia), dan "Sara&Fei Stadhuis Schandaal" (Adisoerya Abdi).

Siti Nugraha Mauludiah, Konsul Jenderal RI untuk Shanghai, menawarkan kepada sutradara dan produser film dari Cina, Hong Kong, dan Taiwan yang berkumpul di ajang NIMF itu nantinya bisa mengambil gambar untuk film di Indonesia. Ini setelah ia menyaksikan film-film Indonesia yang diputar di salah satu kota terbesar di Provinsi Zhejiang itu.

Siti Nugraha Mauludiah, Konsul Jendral RI untuk Shanghai menawarkan beberapa sutradara dan produser dari Cina, Hongkong, dan Taiwan yang datang pada ajang NIMF itu datang ke Indonesia untuk syuting film di Indonesia.

Dedi Ahmad Kurnia, Deputi Direktur Pemasaran Internasional Region III China Kementerian Pariwisata RI, mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam penyediaan lokasi film.

"Salah satu film yang terkenal di dunia 'Eat, Pray, and Love' pengambilan gambarnya di Bali," ujarnya yang dikutip dari Republika Online.

--

Sumber : Republika Online, Antara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini