Dari Stand-up Comedy, Masuk BBC 100 Women

Dari Stand-up Comedy, Masuk BBC 100 Women
info gambar utama

BBC baru saja merilis daftar 100 perempuan yang menginspirasi dan berpengaruh dari seluruh dunia selama tahun 2018. Dari daftar yang bernama BBC 100 Women tersebut, ada satu perempuan Indonesia bernama Sakdiyah Maruf.

Familiar dengan namanya? Betul, Kawan GNFI. Sakdiyah merupakan komedian tunggal (stand-up comedy) di Indonesia, yang humornya bertema menantang ekstremisme Islam dan kekerasan terhadap perempuan. Ia juga bepredikat stand-up comedian muslim pertama di Indonesia.

Walau kini terkenal sebagai komedian tunggal, tapi Sakdiyah awalnya tidak pernah berniat terjun ke dunia hiburan ini. Perempuan yang menyabet penghargaan Vaclav Havel International for Creative Dissent 2015 di Oslo ini berkata,

“Ini bukan bagian dari cita-cita atau mimpi saya. Saya juga tidak pernah berpikir akan menjadi komedian. Saya juga tidak pernah berpikir bahwa seorang komedian akan lahir dari komunitas keturunan arab, apalagi perempuan, dan berjilbab.”

“Tetapi, saya meyakini, kebanyakan kaum Arab peranakan itu memiliki DNA sebagai komedian. Jadi, kehadiran saya sebagai komedian tidak terlepas dari sejarah saya," kata Sakdiyah saat itu,” tuturnya dalam sebuah sesi wawancara dengan BBC Indonesia.

Humor-humor Sakdiyah memang memiliki kekhasan tersendiri. Ia seringkali mengangkat tema tentang tubuh perempuan dan hijab. Kemudian untuk tema-tema lainnya, Sakdiyah juga pernah membahas soal identitas Arab yang dimilkinya, kebangkitan gerakan fundamentalisme, dan liberalisme.

Sakdiyah Maruf menjadi satu dari 100 perempuan yang dipilih oleh BBC, yang berasal dari 60 negara. Rentang usianya juga beragam, mulai dari 15 tahun sampai yang tertua 94 tahun. Beberapa diantaranya adalah pahlawan kehidupan sehari-hari, pemimpin, atau pendobrak.

Beberapa nama lain yang masuk dalam daftar BBC 100 Women adalah Tamara Cheremnova (penulis dongeng yang mengidap cerebral palsy), Fealofani Bruun (peremuan Pasifik pertama yang mendapat gelar yachtmaster), Uma Devi Badi (mengubah persepsi komunitas Badi tak boleh disentuh di Nepal), dan Isabel Allende (penulis asal Peru yang menjual lebih dari 70 juta buku dalam 42 bahasa).


Sumber: BBC Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini