Turnamen Homeless World Cup (HWC) 2018 resmi berakhir, dan Indonesia harus puas berada di peringkat 10. Meski demikian, ada satu penghargaan prestisius yang sukses dibawa pulang, yaitu Richard Ishmail Fair Play Award atau Piala Fair Play.
Penghargaan itu diberikan ke Indonesia lantaran selama partisipasi di turnamen tahun ini, timnas Indonesia sama sekali tak mendapat kartu kuning ataupun merah, dan tidak sekalipun melakukan protes ke wasit. Perilaku tersebut sangat mencerminkan budaya fair play di sepak bola.
“Tentunya penghargaan ini tidak disangka-sangka. Bagi kami ini melebihi kemenangan atas apa pun di HWC,” ucap manajer tim Indonesia, Yana Suryana, dalam siaran persnya. Yana melanjutkan, bahwa ini adalah raihan pertama Indonesia, sejak ikut berkompetisi di HWC pada 2011.
Indonesia membawa 8 pemain di turnamen HWC 2018. Mereka adalah Rizal Ferdian Somawijaya, (24), Eva Dewi Rahmadiani (34), Dego Z. Arifin (25), Adam Riyaldi (21), Miftaul Maarif (19), M. Fajar Priatna (25), Samsul Rizal (26), dan Yandi Abdul Rajab (24).
Latar belakang mereka beragam. Ada yang mengidap HIV, ada yang dulunya pengguna narkoba, ada mantan narapidana, dan ada yang berasal dari keluarga kurang mampu. HWC sendiri memang diadakan sebagai ajang kompetisi olahraga untuk peserta yang inging mengubah dirinya melalui sepak bola jalanan (street soccer).
Di laga pamungkas, tim Indonesia sebenarnya berpeluang menyabet Fundación Carlos Slim Trophy. Berhadapan dengan Rusia, Indonesia unggul cepat 1-0 di menit awal, tapi di akhir laga dibungkam lawannya dengan skor 3-9.
Selain Fair Play Award dan trofi juara turnamen, penghargaan lain di HWC adalah tim pendatang baru terbaik yang dimenangkan oleh tim Kolombia, kemudian penghargaan individu lainnya untuk pemain terbaik putra dan putri, serta pelatih terbaik putra dan putri.
Sumber: The Jakarta Post, Kompas
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
