Radar Pendeteksi ‘Siluman Amerika’ Ada di Indonesia

Radar Pendeteksi ‘Siluman Amerika’ Ada di Indonesia
info gambar utama

Pesawat tempur generasi kelima menjadi kebanggaan Amerika Serikat saat ini. F-22 Raptor namanya, dan ia punya kemampuan tidak terdeteksi di radar. Eiitss… tunggu dulu. Apakah memang secanggih itu?

Layaknya virus komputer yang selalu ada antivirus-nya, lahirnya pesawat siluman Amerika juga selalu diikuti hadirnya radar pendeteksi. Dan tahukah kamu, alat penangkal mode siluman itu ada di Indonesia, lho!

Indonesia memang sudah melakukan persiapan untuk mendeteksi kedatangan pesawat stealth Amerika. Dengan membeli radar pasif Vera-NG yang merupakan buatan Ceko besutan ERA Omnipol Group, radar ini bisa mendeteksi keberadaan pesawat stealth termasuk F-22 Raptor.

Konon, saking khawatirnya Amerika soal keberadaan radar ini, mereka sempat meminta Ceko untuk tidak menjualnya ke sembarang negara. Cina, Pakistan, Iran, dan beberapa negara di Asia Barat sempat dikabarkan sangat tertarik membeli radar Vera-NG.

Dilihat dari presentasi produknya di YouTube, kemampuan radar Vera-NG memang luar biasa. Radar ini bisa mendeteksi 200 sasaran sekaligus, dan memiliki 10.000 identitas sasaran di database-nya. Mulai dari jet tempur stealth, drone, tank, kapal perang, sampai benda apapun yang terbang di langit seperti burung sekalipun, bisa dideteksi dengan detail oleh radar Vera-NG.

Selain itu, radar Vera-NG juga dapat mengendus gelombang komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, radar early warning, radar deteksi, dan aneka gelombang elektromagnetik yang terpancar atau diterima pesawat. Deteksi bisa dilakukan dalam radius 400-600 meter dengan tampilan tiga dimensi.

Saat ini proses instalasi radar Vera-NG sedang dilakukan di Pulau Natuna. Sengaja ditempatkan di sana, untuk mengantisipasi banyaknya pesawat siluman yang mengintai wilayah Indonesia akibat konflik laut Cina Selatan.


Sumber: Grid.id, Garda Nasional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini