Cerita Para Pekerja Migran Indonesia tentang Wirausaha

Cerita Para Pekerja Migran Indonesia tentang Wirausaha
info gambar utama

Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS) dan Indonesian Diaspora Network-United (IDN-U) yang beranggotakan para pekerja migran asal Indonesia, baru saja menggelar seminar bertema “Pengembangan Kewirausahaan Pekerja Migran Indonesia”.

Bertempat di Singapura pada Sabtu (24/11) lalu, acara ini ditujukan sebagai inspirasi dan edukasi bagi para pekerja migran yang setelah purna tugas nanti, tertarik untk terjun ke dunia wirausaha.

Dalam siaran pers yang diterima GNFI, acara ini dihadiri oleh Wakil Kepala perwakilan RI di Singapura, Didik Eko Pudjianto. Beliau menyarankan, pengembangan kewirausahaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebaiknya berbasis kebutuhan (demand driven).

“PMI sebaiknya memulai dengan mengenali apa yang dibutuhkan di tempat asalnya masing-masing. Kenali dengan baik dan mulailah dari situ. Tidak perlu mulai dari yang besar misalnya mesti berskala nasional atau untuk ekspor” terangnya.

Pembicara pertama di acara ini, Muhammad “Diko” Shodiq, sependapat dengan opini Didik. Ia mencontohkan bisnis krupuk di kota asalnya, Malang, yang dirinrtis dari kecil sampai sekarang bisa mendirikan pabrik yang mempekerjakan ratusan tenaga kerja.

Demand kerupuk besar di Malang. Sejak setahun lalu saya merintis satu pabrik yang akhirnya bertambah menjadi tiga pabrik dan mempekerjakan lebih dari 100 orang,” ungkapnya.

Kemudian pembicara kedua, Eni Gandasari, menceritakan pengalamannya merintis berbagai usaha sampai akhirnya menetapkan pilihan di bidang perkopian. Beliau merupakan purna PMI yang dulu bekerja selama 15 tahun.

“Sempat beberapa kali jatuh, tetapi saya tetap semangat. Alhamdulillah sekarang sudah mantap di bisnis kopi dan berhasil mendapat penghargaan sebagai UKM berprestasi.” tuturnya.

Total ada empat pembicara di seminar kewirausahaan ini. Selain Muhammad Shodiq dan Eni Gandasari, dua pembicara lainnya adalah Theresia Kurniawan dari Development Group dan Sisi Sukiato dari HOME. Mereka menjelaskan tentang kegiatan pelatihan keterampilan dan pengembangan kewirausahaan dari Development Group dan HOME untuk pekerja migran Indonesia di Singapura.

Development Group menekankan pengembangan kewirausahaan memperhatikan 3C, yaitu Competence, Confidence, dan Connected. Sementara itu HOME telah mengembangkan 16 kursus dengan ratusan lulusan setiap tahunnya.

Antusiasme peserta sangat tinggi di acara ini. Mereka datang dari beragam wilayah, seperti Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi. Mereka senang bisa menghadiri seminar ini, karena menambah wawasan tentang kewirausahaan dan di kesempatan berikutnya berharap bisa mendapat ilmu tentang strategi pendanaan dan pemasaran.


Sumber: Siaran pers IDN-U

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini