5 Organisasi Konservasi Hewan Langka di Indonesia

5 Organisasi Konservasi Hewan Langka di Indonesia
info gambar utama

Tak ada yang menyaingi fauna Indonesia dalam hal keberagamannya di seluruh dunia. Namun, akibat perusakan habitat dan perburuan ilegal, ancaman nyata kepunahan meningkat dari hari ke hari.

Ada beberapa individu yang mendedikasikan hidup mereka untuk melindungi hewan-hewan ini dan rumah mereka, namun, mereka membutuhkan dukungan dari masyarakat yang mengelilinginya, terutama dari anggota yang lebih muda dari komunitas ini.

Kita adalah salah satu generasi yang paling berpengetahuan untuk menghuni planet ini, dengan akses ke ensiklopedi di genggaman. Meskipun aktivis online telah berbagi banyak informasi, pengetahuan ini tidak ada artinya tanpa tindakan konsekuensial.

Sebagai individu, kita tidak bisa melangkah ke arah mengatasi setiap masalah global yang kita hadapi, namun kita dapat berusaha untuk membuat perubahan signifikan daripada hanya berbagi pos atau gambar.

Organisasi-organisasi di bawah ini berada di garis depan upaya konservasi di seluruh Indonesia dan menawarkan sekilas ke pekerjaan mengesankan yang dilakukan melalui inisiatif lokal dan kampanye global.

Save Indonesian Endangered Species (SEIS)

Salah satu proyek utamanya berlangsung di Taman Nasional Way Kambas di mana ia beroperasi secara eksklusif dengan Aliansi Lester Rimba Reread (ALeRT), sebuah organisasi yang terdiri dari penjaga taman, penjaga gajah, penduduk desa, dan pemandu wisata.

Organisasi ini memulihkan dan melindungi hutan hujan dan lahan basah di daerah tersebut serta menjalankan operasi penyelamatan dan menyediakan berbagai bentuk kesejahteraan bagi satwa liar. Proyek ini sangat terfokus untuk bekerja dengan gajah dan pengembangan ekowisata, memungkinkan hubungan simbiosis antara manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.

Gili Shark Conservation

Indonesia memiliki salah satu masalah penangkapan ikan hiu terbesar di dunia, dan sejumlah makhluk laut ini menghadapi kepunahan jika penelitian dan konservasi yang tepat tidak dilakukan.

Gili Shark Conservation secara keseluruhan berfokus pada penelitian dan pengumpulan data dari dalam Cagar Rekreasi Laut Gili Matra untuk memberikan informasi yang diperlukan bagi pihak berwenang untuk membuat perubahan yang sesuai dalam upaya untuk melindungi zona-zona terkait. Saat ini sedang berusaha untuk membuktikan bahwa terumbu karang di sekitar Gili Trawangan sebenarnya adalah area pembibitan untuk hiu karang ujung putih, sehingga memberikan peningkatan penting dan membutuhkan bahwa habitat mereka dilindungi.

Organisasi ini juga menyambut sukarelawan dari seluruh dunia selama paling tidak dua minggu di mana mereka akan belajar menyelam dan mendapatkan pelatihan yang relevan dalam metode penelitian.

Para sukarelawan di Gili Shark Conservation | Sumber: Villa Nangka
info gambar

Yayasan Konservasi RASIA

Pesut sungai Mahakam saat ini berada dalam kondisi sangat terancam punah dengan penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa populasi saat ini hanya menyisakan sekitar 80 individu pesut. Sementara makhluk-makhluk ini dikagumi oleh penduduk setempat, ancaman terbesar mereka adalah belenggu jaring insang.

Organisasi ini sedang dalam proses mendirikan kawasan lindung agar tidak hanya mempertahankan konservasi pesut Mahakam tetapi juga perikanan lokal. Mencakup sekitar 26 desa yang menjadi bagian dari daerah ini dan harus setuju untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi untuk menciptakan zona yang berbeda untuk praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, ekowisata dan restorasi dan program konservasi.

Pesut Mahakam | Sumber: undas.co
Pesut Mahakam | Sumber: undas.co

Rhino Foundation of Indonesia (YABI)and the International Rhino Foundation

Kemitraan mereka telah terjalin selama lebih dari 33 tahun, dengan fokus pada perlindungan badak, konservasi dan penangkaran di tiga taman nasional. Di Jawa, Rhino Protection Units (RPUs) berpatroli di Taman Nasional Ujung Kulon untuk bekerja dalam upaya antipoaching yang mencakup pemantauan satwa liar yang terancam, menonaktifkan perangkap dan menangkap pemburu liar. Upaya-upaya ini dimaksudkan untuk mencegah kepunahan badak Jawa serta melindungi spesies terancam lainnya di area tersebut melalui perlindungan habitat.

Program serupa sedang dilakukan untuk melindungi badak di Sumatra melalui program konservasi di Suaka Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas. Kedua spesies badak ini unik untuk Indonesia dan sementara sebagian besar dunia tidak menyadari keberadaan mereka, mereka menghadapi ancaman kepunahan yang sangat nyata. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran serta memberikan sumbangan kepada organisasi selalu sangat dihargai.

Badak Jawa | Sumber: Travel Today
info gambar

Forum HarimauKita

Karena perburuan dan hilangnya habitat, populasi harimau Sumatra saat ini kurang dari 600 individu. Menyapu area untuk jerat dan memberantas perdagangan ilegal satwa liar tetap menjadi prioritas utama untuk organisasi ini, namun, undang-undang yang berpengaruh harus dilaksanakan untuk mengakhiri praktik-praktik ini.

Meskipun telah memiliki perkembangan pesat dari segi relawan, organisasi ini melihat urgensi untuk kolaborasi antara masyarakat lokal, penjaga hutan dan pemerintah menuju pemanfaatan hutan berkelanjutan dan penghalang efektif bagi individu yang menyiapkan perangkap.

**Ditulis oleh Lena Moral Waldmeier


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini