Yuk Intip Profil 5 Besar PNS Inspiratif 2018!

Yuk Intip Profil 5 Besar PNS Inspiratif 2018!
info gambar utama

Waktu penentuan semakin dekat. Berawal dari 4.200 peserta yang mengikuti ajang PNS Inspiratif 2018, kemudian mengerucut jadi 15 kontestan pilihan, dan kali ini masuk di babak 5 besar!

Kamis (29/11) malam menjadi panggung bagi 5 besar PNS Inspiratif 2018, untuk mengutarakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dewan juri. Kelima peserta ini nantinya akan dipilih menjadi tiga finalis, untuk beradu menjadi yang terbaik pada 11 November mendatang.

Suasana tegang menyelimuti Studio 5 TVRI yang tenang. Seketika jantung para kontestan berdegup kencang, ketika pembawa acara menyebut satu per satu nama peserta lima besar dengan lantang.

Dan akhirnya, terpilihlah kelima orang pilihan dewan juri. Mereka adalah Cris Kuntadi, Hunggul Yudono Setiohadi Nugroho, Ahmad Basori, Sutopo Purwo Nugroho, dan Endang Yuli Purwanti.

Di artikel sebelumnya GNFI telah menyebutkan nama-nama peserta 15 besar PNS Inspiratif 2018 beserta jabatan dan inovasinya. Jadi, sekarang saatnya mengintip profil para kontestan babak 5 besar!

Cris Kuntadi (dua dari kanan) | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Cris Kuntadi

Selalu belajar sesuatu yang baru, menjadi kunci sukses yang dipegang pemilik 11 gelar ini. Memulai kariernya sebagai PNS di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan golongan (II/b) setelah lulus dari STAN, pria kelahiran 24 Juni 1969 ini sekarang menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Perhubungan dengan pangkat Pembina Utama (IV/e).

Inovasi yang dibuat Cris Kuntadi adalah model Sistem Kenali Kecurangan (Sikencur). Sistem ini dirancang dan dilaksanakan oleh manajemen entitas untuk mencegah, mendeteksi, dan menindak kecurangan dalam rangka memperkuat pencapaian tujuan SPI.

Hunggul Y. S. Nugroho saat menjawab pertanyaan juri | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Hunggul Yudono Setiohadi Nugroho

Beliau menjadi PNS sejak 1993, dengan penempatan awal di Balai Teknologi Pengelolaan DAS Ujung Pandang. Jabatannya saat itu adalah teknisi litkayasa dan pada 1995 beralih ke jenjang peneliti. Saat ini Hunggul menjabat sebagai Peneliti Madya bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di BP2LHK Makassar.

Menerangi pedesaan di pinggir hutan pada malam hari, menjadi inovasi yang membuat Hunggul menembus 5 besar. Beliau melakukannya dengan membangun PLTMH di Kementrian Kehutanan, dan sampai sekarang sudah ada 20 lokasi PLTMH di seluruh Indonesia.

Ahmad Basori (dua dari kiri) | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Ahmad Basori

Om Bas, sapaan akrabnya, merupakan auditor madya di Kedeputian Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (Bidwas PKD) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Beliau merupakan lulusan STAN pada tahun 1996 dan merupakan salah satu lulusan terbaik.

Latar belakang di bidang keuangan itulah yang mendorong Om Bas untuk menciptakan aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa (PKD) bernama Siskeudes. Aplikasi tersebut berfungsi untuk membantu memberikan kemudahan serta tetap menjaga akuntabilitas perangkat desa dalam menjalankan pengelolaan keuangan.

Sutopo Purwo Nugroho di sesi penjurian | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Sutopo Purwo Nugroho

Beralih ke nominasi keempat yakni Sutopo Purwo Nugroho, yang terkenal sebagai Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di tengah keterbatasan karena mengidap kanker paru-paru stadium 4, beliau tetap semangat menberi informasi tentang bencana alam.

Salah satu inovasinya adalah membuat grup WhatsApp di gawainya yang beranggotakan para wartawan, untuk diberi perkembangan terbaru tentang cuaca di setiap daerah Indonesia. Tak hanya itu, beliau juga aktif di Twitter untuk keperluan yang sama, dan membangun diorama bencana di lantai 11 dan 12 Graha BNPB.

Endang Yuli Purwanti (paling kanan) | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Endang Yuli Purwanti

Satu-satunya perempuan di nominasi ini. Guru agama di SMAN 4 Bandung yang juga dikenal dengan nama Yuli Badawi ini, bersama suaminya adalah orang tuan dari 27 anak. Rinciannya, 4 anak kandung dan 23 anak asuh.

Latar belakang sebagai guru membuatnya berinovasi di bidang pendidikan. Salah satunya adalah membuat praktek akad nikah, yang mencontohkan bahwa menikah itu tidak sulit. “Menikah itu mudah, dan lebih baik segeralah menikah ketimbang berbuat zina,” tuturnya.

***

Profil yang keren-keren ya, Kawan GNFI! Kalau menurutmu siapa yang layak jadi pemenangnya, nih?


Sumber: menpan,go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini