Reza Permadi, Inovasi dalam Sosialisasi Mitigasi Bencana di Kota Palu

Gea Zeissaputri

08 Desember 2018 14.33 WIB • 1 menit

Reza Permadi berpose dengan papan/ rambunya yang dipasang tepat berada diatas sesar palu-koro

Reza Permadi. Laki-laki berusia 25 tahun yang menjadi Tim Peneliti Geologi di Ekspedisi Sesar Palu-Koro, saat ini sudah selesai melakukan penelitian tahap II terkait Mitigasi Bencana di Sulawesi Tengah. Yang dilakukan Reza adalah mencari tahu keberadaan Jalur Sesar Palu-Koro yang melintas di Kota Palu dan Kab. Sigi agar bisa menjadi bahan rujukan untuk Pengurangan Resiko Bencana dan Revisi Tata Ruang Wilayah Kota Palu dan Kab. Sigi di kemudian hari.

"Akibat dari peristiwa alam 28 September 2018 yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala adalah terjadinya pergeseran daratan di jalur sesar palu-koro dengan pergeseran mengiri (ke arah kiri) sejauh maksimum 5,52 meter. Jalur sesar palu-koro sudah di petakan dan kami sangat menghimbau agar jalur sesar itu dapat diketahui oleh Masyarakat dan Peristiwa Alam 28 September juga dapat selalu di ingat." tutur Reza.

Visualisasi pergeseran daratan dengan maksimum 5,52 meter akibat sesar palu-koro paska peristiwa alam 28 September 2018. Gambar bergerak dibuat tanpa skala

Demi menghimbau informasi terkait sesar palu-koro dan merawat ingatan masyarakat tentang peristiwa alam 28 September 2018 yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala, Reza berupaya untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana dengan cara yang inovatif, yakni dengan memasang papan/ rambu yang bertuliskan SESAR PALU-KORO di beberapa titik yang tepat berada di atas jalur sesar. Papan/ rambu tersebut didesain sederhana, dilengkapi dengan QR Code yang apabila dipindai menggunakan scanner pada smartphone akan berisikan informasi tentang Sesar Palu-Koro yang mencakup Penjelasan, Sejarah hingga Rekomendasi Mitigasi.

Reza mengatakan "Hingga saat ini sudah ada tiga buah papan/ rambu yang dipasang, sebelum memasang papan tersebut, kami meminta izin terlebih dahulu dengan Masyarakat, dan tenyata respon Masyarakat sangat baik, mereka tidak merasa terancam tetapi justru merasa diperingatkan, papan tersebut juga ternyata dijadikan tempat selfienya Masyarakat".