Di Pulau Vulkanis ini, Begitu Banyak Orang Menyapu

Di Pulau Vulkanis ini, Begitu Banyak Orang Menyapu
info gambar utama

Mungkin tak banyak dari pembaca yang pernah mengunjungi pulau ini, meskipun tentu sering mendengar namanya. Pulau Tidore namanya. Pulau ini terletak di Propinsi Maluku Utara, propinsi yang punya begitu banyak pulau, tepatnya ada 1.474. Saya baru 3 kali mengunjungi pulau ini, meskipun saya sudah mengunjungi tetangga dekatnya (Pulau Ternate) lebih dari 5 kali.

Jika ingin ke Tidore, terbanglah menuju Ternate, dilanjutkan dengan perjalanan naik kapal cepat Rp. 10.000 selama 10 menit menuju Pelabuhan Rum, Tidore.

Sebelumnya, setiap kali ke Tidore, saya tak sempat jalan jauh-jauh. Dari pelabuhan, paling hanya ke Benteng Torre dan Benteng Tahula yang berdiri gagah di atas bukit, ataupun ke keraton Kesultanan Tidore. Saya terkesan hanya dengan mengunjungi titik-titik tersebut. Namun, di kunjungan saya yang ketiga, saya gunakan untuk mengeksplorasi pulau, dengan mengelilnginya, dan menyambangi beberapa tempat.

Ternate, dan Tidore | indonesia.travel
info gambar

Sedikit tentang Pulau Tidore.

Pulau ini bukanlah pulau yang besar, luasnya 'hanya' sekitar 1.550 km2, atau kira-kira 2x luas Kota Jayapura. Meski begitu, pulau ini istimewa. Tidore adalah pulau vulkanis, rumah bagi gunung api aktif, yakni Gunung Kie Matubu setinggi 1.730 m. Jarang ditemukan lahan rata yang luas.

Saya mengelilingi pulau dengan menggunakan kendaraan roda empat. Meski jalannya penuh liku dan naik turun, namun jalanan begitu halus dan mulus, sehingga perjalanan begitu menyenangkan dan lancar. Hutan, pantai, laut, dan pulau-pulau yang jauh, pun pegunungan menjulang di Pulau Halmahera , Hiri, Maitara, Ternate, terpapar indah sepanjang jalan.

Ada lagi yang membuat saya terkagum-kagum. Sepanjang siang itu, saya melihat begitu banyak orang yang menyapu. Iya, menyapu. Menyapu halaman rumah, warung makan, jalanan kampung dan jalanan aspal, tempat wisata, dan sebagainya. Saya juga melihat banyak yang memotong rumput di pinggir jalan, untuk dirapikan. Yang menarik, mereka bukanlah para petugas kebersihan yang sering kita lihat berseragam. Mereka adalah warga setempat, yang rasanya sudah merupakan kebiasaan membersihkan lingkungannya.

Saya sempat menyapa ibu-ibu yang menggendong anaknya, menyapu tangga yang begitu curam menuju Benteng Tahula. "Wah, pantas saja tempat ini bersih dan asri sekali. Ada orang-orang seperti ibu rupanya" sapa saya. Si Ibu tersenyum, dan menjawab "Kalau kotor, malu sama tamu".

Bersih | kieraha.com
info gambar

Bapak yang mengantar saya mengelilingi Tidore mengatakan, masyarakat Tidore begitu mencintai kebersihan. Mereka akan marah jika lingkungannya tak bersih. Di Tidore ada namanya tradisi bari, yaitu sebuah tradisi memanggil seluruh masyarakat untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Yang paling sering adalah untuk membersihkan kampung-kampunya, juga membangun rumah tetangga.

"Kalau bari atau babari sudah dikumandangkan, semua masyarakat akan keluar rumah dan bekerja bersama-sama. Macam-macam, bangun rumah, bersihkan sungai atau pantai, dan lainnya. Hampir tak ada orang Tidore yang tak ikut. Selain itu, orang Tidore kalau menyapu tak hanya sebatas halaman rumah sendiri, tapi juga sampai ke seberang jalan di depan rumah mereka." tambahnya.

Tak heran, tak terhitung sudah Tidore meraih penghargaan Adipura, yang penghargaan kepada kota-kota terbersih dan nyaman di Indonesia.

Kapan anda ke Tidore, kawan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini