Perkenalkan, MAB: Bus Listrik Pertama di Indonesia

Perkenalkan, MAB: Bus Listrik Pertama di Indonesia
info gambar utama

Berwarna biru dan berbentuk mirip bus TransJakarta, bus ini telah menjajal aspal jalanan di bandara internasional Soekarno-Hatta. Bus MAB namanya, dan merupakan bus listrik pertama di Indonesia!

Nama MAB didapat dari singkatan Mobil Anak Bangsa. Bus garapan PT. Mobil Anak Bangsa milik Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko ini pertama kali muncul di acara Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) pada Maret 2018 lalu.

Saat ini bus MAB masih purwarupa tapi akan segera diproduksi massal. Ini lantaran bus MAB yang telah diproduksi dua unit telah lulus rangkaian uji tipe di Kementerian Perhubungan. Dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia, Moeldoko menuturkan sudah ada banyak pesanan untuk bus MAB, dan setelah produksi ketiga nanti akan diproduksi massal.

Bus MAB melintas di bandara internasional Soekarno-Hatta | Foto: Dok. MAB
info gambar

Dimensi bus lower deck berwarna biru dengan aksen hijau ini memiliki panjang 12 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,7 meter. Jarak sumbu rodanya 5.950 mm, dengan ground clearance 250 mm. Untuk kapasitasnya, bus MAB bisa menampung 60 penumpang.

Fitur penunjang lainnya adalah pendingin udara TSD-LE berspesifikasi 400-800 VDC. Kemudian tenaga penggeraknya berupa motor listrik HYYQ 800-1.200 bertipe Permanent Magnetic Synchronous Motor (PMSM). Dengan motor tersebut, tenaga yang dihasilkan sebesar 200 kW dengan torsi maksimal 2.400 Nm. Ini setara dengan 268,2 tenaga kuda.

Lalu yang menarik adalah bobot baterai yang digunakan bus MAB. Menggunakan baterai LifePo 576 V 450 Ah, baterai berkapasitas 259,2 kWh ini memiliki berat 2.290 kg. Ini lebih berat dari satu unit Toyota Fortuner yang berat kosongnya 1.800 kg.

Dengan kapasitas baterai sebesar itu, dalam satu kali pengisian penuh bus MAB bisa menempuh jarak 250 kilometer dan kecepatan maksimalnya 70 km/jam. Untuk durasi pengisian dari kosong sampai penuh diperlukan waktu tiga jam.

Namun saat ini bus MAB masih mengalami sedikit kendala, yakni perbedaan steker atau colokan pengisian daya baterai. Bus MAB masih memakai standar GB/T dari Tiongkok, sedangkan yang termasuk di Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah DC (CCS) dan DC CHAdeMO. Dua standar tersebut juga dipakai di Eropa dan Jepang.

Untuk mengatasi persoalan itu, PT. Mobil Anak Bangsa tengah berunding dengan pemerintah agar bus MAB bisa masuk di standar colokan charging station Indonesia.


Sumber: CNN Indonesia, Kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini