Pernikahan kerajaan selalu menjadi perhatian publik. Mulai dari pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton tujuh tahun yang lalu, dan Pangeran Harry bersama Meghan Markle di tahun 2018 lalu. Di Indonesia, salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelum kemerdekaan merupakan daerah dengan pemerintahan sendiri dengan bentuk Kesultanan, juga memiliki pernikahan ala kerajaannya sendiri.
Di tahun 2019 ini, Putra Mahkota Paku Alam X, Bendara Pangeran Hario (BPH) Kusumo Bimantoro menikah dengan pujaan hati sekaligus teman semasa sekolah yang bernama Maya Lakshita.
Tentunya, sama seperti pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton dan Pangeran Harry dengan Meghan Markle, pernikahan BPH Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita juga menarik perhatian media, terutama mengenai busana pengantinnya.
Putra Mahkota Pura Pakualaman ini akhirnya sah menjadi suami dari Maya Lakshita Noorya yang berprofesi sebagai dokter. Walau berstatus putra mahkota, mereka menikah tanpa mahar uang. Kedua mempelai melakukan prosesi ijab pernikahan agung atau Dhaup Ageng yang dilangsungkan pada Sabtu 5 Januari 2019, pukul 07.30 WIB di Mesjid Agung Pakualaman, D.I. Yogyakarta.

Layaknya busana pernikahan pada umumnya dimana kedua mempelai mengenakan pakaian senada, BPH Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita pun mengenakan pakaian yang senada. Saat prosesi ijab Dhaup Ageng, Maya Lakshita mengenakan kebaya kutubaru berwarna putih dengan dibalut kain batik Suryo Mularjo sebagai bawahan. Mengimbangi keanggunan sang mempelai wanita, BPH Kusumo Bimantoro dengan gagahnya mengenakan busana Surjan Ageng berwarna putih dengan corak bunga dan daun.
Akad nikah dilangsungkan dengan mahar kitab suci Al-Quran dan seperangkat alat salat. Sumpah pernikahan yang diucapkan oleh mempelai pria B.P.H. Kusumo Bimantoro menandakan bahwa dirinya telah resmi memperistri dokter Maya Lakshita.

Adapun wali dari pernikahan adalah ayah dari Maya Lakshita Noorya, Mandiyo Priyo, dengan saksi pernikahan Kanjeng Pangeran Haryo Noto Atmojo dari pihak mempelai pria dan Ir. Haji Aryono dari pihak mempelai wanita. “Alhamdulillah akad nikah telah berjalan lancar dan kedua mempelai sudah sah menjadi suami istri. Semoga kedepannya bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah," kata Dewi, yang merupakan bibi atau bude dari mempelai perempuan, sekaligus istri dari saksi pernikahan Ir. Haji Aryono.
Setelah akad nikah, prosesi Dhaup Ageng dilanjutkan dengan prosesi Panggih, dimana mempelai pria yang merupakan Putra Mahkota Pakualaman akan dipertemukan dengan sang mempelai wanita. Acara pernikahan kemudian dilanjutkan dengan resepsi.
Sumber: Tempo.co
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News