Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Ada Budi dan Ani

Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya Mengapa Ada Budi dan Ani
info gambar utama

Ketika kembali ke masa-masa sekolah dulu, khususnya di Sekolah Dasar (SD), tentunya tiap hari kita diharuskan untuk belajar membaca. Selalu ada dua nama yang muncul, mereka adalah Budi dan Ani. Nama yang legendaris tersebut bahkan hampir ada di setiap buku-buku pelajaran, terutama Bahasa Indonesia.

Tokoh fiksi tersebut ternyata diciptakan oleh seorang ibu bernama Siti Rahmani Rauf. Beliau adalah perempuan yang lahir di Padang pada 5 Juni 1919. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat.

sumber : whitepaperconcept
info gambar

Budi, Ani dan Ibu mereka adalah tokoh fiksi pada sebuah buku yang terbit pada tahun 1980-an. Penggunaan nama Budi dan Ani bukan semata-mata nama mereka adalah nama umum untuk anak-anak Indonesia, melainkan ada alasan ilmiahnya. Nama tersebut dinilai sangat cocok dengan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Metode tersebut sangat penting dalam pembelajaran, hal ini karena memadukan unsur dunia anak-anak dengan materi pembelajaran. Dengan kata lain, anak akan lebih cepat belajar dengan memasukkan unsur-unsur kesehariannya.

Perubahan Kurikulum Membuat Budi dan Ani tergeser.

Pada kurikulum 2013, dua tokoh fiksi tersebut mulai tergantikan bahkan dihapuskan dari dunia pendidikan. Tokoh-tokoh fiksi pengganti mereka masih menggunakan nama khas Indonesia, namun dengan ciri khas daerah. Mereka adalah Edo dari Papua, Beni dari Batak, Lani (Meilani) yang memiliki keturunan Tionghoa, Siti dengan Hijabnya, dan Dayu dari Bali. Nama-nama tersebut saat ini sudah banyak dipakai di buku-buku pelajaran anak-anak SD. Hal ini bertujuan untuk menyisipkan toleransi antar suku dan agama sejak kecil.

--

Sumber : YuKepo, GNFI, Kaskus

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini