2 Lukisan Raden Saleh Ini Direstorasi

2 Lukisan Raden Saleh Ini Direstorasi
info gambar utama

Istana Yogyakarta sedang memulihkan lukisan tua yang menampilkan Sri Sultan Hamengkubuwono VI dan Gusti Kanjeng Ratu Hageng.

Dibuat oleh maestro dan pelopor seni romantis Indonesia, Raden Saleh Sjarief Boestaman pada abad ke-19, lukisan-lukisan itu dipajang di Museum Kraton Yogyakarta di Yogyakarta.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, seorang perwakilan dari bagian budaya istana, mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan dua tahun untuk menemukan pemulih yang tepat untuk lukisan-lukisan tersebut. “Kami khawatir jika lukisan-lukisan itu tidak ditangani oleh seorang ahli, karena dua lukisan tersebut adalah barang warisan kami,” kata GKR Bendara di Yogyakarta, Senin.

Konsultan seni framing dan framing Italia serta pemulih Michaela Anselmini telah ditunjuk untuk menghidupkan kembali karya-karya lama. Saat ini berbasis di Jakarta, Anselmini telah membangun karirnya sejak 1993.

Selama kunjungan media yang dihadiri oleh Duta Besar Italia untuk Indonesia Vittorio Sandalli dan kurator lokal, Anselmini mendemonstrasikan proses pemulihan, termasuk menghilangkan lukisan dari bingkai mereka, membersihkan debu dan memperbaiki bingkai serta bagian-bagian yang rusak lainnya. "Proses ini juga untuk mendidik masyarakat tentang cara melestarikan lukisan," kata Anselmini.

Pemulih seni Michaela Anselmini (kiri), Duta Besar Italia untuk Indonesia Vittorio Sandalli (kanan) dan perwakilan dari bagian budaya istana, Gusti Kanjeng Ratu Bendara (kiri kedua), melihat lukisan di Yogyakarta pada hari Senin. Pemulihan lukisan akan selesai pada akhir Februari | Foto: Tarko Sudiarno / Jakarta Post
info gambar

She said she believed the damage had been caused by collision with other objects and by humidity, as they used to be covered in glass. Anselmini also discovered Raden Saleh’s signature on another painting of a woman of unknown identity.

Taking place near the Yogyakarta Kraton Museum, the restoration process is open for the public and scheduled to be completed in late February.

The restoration is also part of the museum’s 2019 revitalization. “The number of museum visitors has decreased – we are disrupted by selfie tourism. Hopefully, the revitalization can modernize the museum,” GKR Bendara said, adding that around 400 other paintings were to be restored as well.

Meanwhile, art collector and curator Oei Hong Djien said, “I’m glad, as I’ve been waiting [for the restoration] for more than 10 years,” Oei said.

He also explained the importance of properly storing the paintings during the restoration. “That is because not all paintings can be displayed, therefore, they must be stored properly, so that they won’t get damaged,” he said.

Dia mengatakan ia percaya kerusakan itu disebabkan oleh tabrakan dengan benda lain dan oleh kelembaban, karena mereka dulu ditutupi dengan kaca. Anselmini juga menemukan tanda tangan Raden Saleh di lukisan lain seorang wanita dengan identitas yang tidak diketahui.

Museum Keraton Yogyakarta | Sumber: Pergi Berwisata
info gambar

Berlangsung di dekat Museum Kraton Yogyakarta, proses restorasi terbuka untuk umum dan dijadwalkan selesai pada akhir Februari.

Pemulihan ini juga merupakan bagian dari revitalisasi museum tahun 2019. “Jumlah pengunjung museum telah menurun - kami terganggu oleh pariwisata selfie. Semoga revitalisasi dapat memodernisasi museum,” kata GKR Bendara, menambahkan bahwa sekitar 400 lukisan lain juga harus dipulihkan.

Sementara itu, kolektor dan kurator seni Oei Hong Djien berkata, "Saya senang, karena saya telah menunggu [untuk restorasi] selama lebih dari 10 tahun," kata Oei. Dia juga menjelaskan pentingnya menyimpan lukisan dengan benar selama restorasi. "Itu karena tidak semua lukisan bisa dipajang, oleh karena itu, mereka harus disimpan dengan benar, sehingga tidak rusak," katanya.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini