Meraih popularitas dalam beberapa tahun terakhir di antara para wisatawan, Nusa Tenggara Timur memasuki tahun 2019 dengan tekad kuat untuk menaklukkan pariwisata. Dilansir dari Kompas.combahwa Gubernur provinsi NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, bersama dengan Wakil Gubernur Josef Adrianus Nai Soi, merencanakan untuk lebih mengembangkan pariwisata dan karenanya kesejahteraan rakyat.
Wakil gubernur menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di Nusa Tenggara Timur akan disinkronkan dengan pertumbuhan sektor lain, yaitu perdagangan dan pertanian. Karena itu, semua makanan akan bersumber dari provinsi itu sendiri.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa gubernur telah menyarankan warga untuk mengubah rumah mereka menjadi homestay bagi para pelancong agar penduduk dapat memperoleh uang. Kamar tidur dan toilet juga harus memenuhi standar yang baik untuk mengakomodasi pelancong dari seluruh dunia.
“Nusa Tenggara Timur harus menjadi salah satu tujuan paling dicari di dunia, karena memiliki sifat yang unik dan budaya yang berbeda,” kata wakil gubernur pada pembukaan Reba, sebuah perayaan tradisional yang diadakan oleh orang-orang Langa di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada di Flores pada hari Selasa.
Untuk menarik lebih banyak wisatwan ke wilayah ini, Nusa Tenggara Timur juga mengadakan enam festival tahunan yang telah diakui oleh pemerintah provinsi. Berikut enam festival di Nusa Tenggara Timur tersebut:
Festival berburu paus Lembata
Festival ini merayakan penangkapan paus menggunakan alat-alat tradisional, yang secara teratur diadakan oleh orang-orang Lamalera di Kabupaten Lembata. Festival ini melambangkan kerja tim dan kesatuan para nelayan di daerah tersebut, dengan aturan tertentu yang membuat praktik ini ramah lingkungan. Hanya jenis paus tertentu yang diizinkan ditangkap dan alat yang digunakan terbatas pada yang tradisional.

Festival Semana Santa
Tradisi Semana Santa yang sudah berabad-abad masih dilakukan di Kabupaten Flores Timur. Warga Flores Timur ambil bagian dalam prosesi pada Jumat Agung. Pengunjung datang dari seluruh Indonesia dan dunia untuk bergabung dengan perayaan dan penduduk bersama dengan pembawa acara gereja lokal.
Festival tekstil tenun Sikka
Diadakan di Kabupaten Sikka, festival ini mempromosikan tekstil tenun Flores yang asli. Pemerintah provinsi sekarang diatur untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada pengrajin tekstil tenun, mengambil isyarat dari organisasi swasta yang sebelumnya memberdayakan penenun untuk mempromosikan pekerjaan mereka.
Festival tekstil tenun yang akan datang akan melibatkan 1000 penenun yang akan membuat tekstil di alun-alun di pusat kota Maumere.

Festival Kelimutu
Warna-warna danau Kelimutu adalah kebanggaan Kabupaten Ende. Mereka yang tertarik mengagumi keindahan danau tiga warna harus menghadiri festival Kelimutu. Ende juga merupakan kabupaten dengan sejarah yang signifikan, menampung Presiden pertama Indonesia Sukarno yang diasingkan di sana. Itu juga merupakan tempat di mana ideologi negara Pancasila awalnya dipikirkan.

Festival Reba Ngada
Diadakan setiap 15 Januari, orang-orang menikmati ubi jalar, yang merupakan makanan pokok Kabupaten Ngada. Penduduk Ngada juga menanam ubi jalar selama festival. Saat mengunjungi Ngada, wisatawan mungkin juga ingin jalan memutar ke desa adat Bena dan Tololela.

Seribu kuda dan festival Pasola
Pulau Sumba terkenal dengan kudanya dan festival kudanya diadakan setiap tahun. Festival ini menampilkan para peserta menunggang kuda dengan tombak kayu, serta prosesi di desa tradisional Marapu. Pasola, sebuah ritual ucapan syukur, biasanya diadakan tujuh hari setelah bulan purnama.

Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News