Begini Desain Stan Indonesia di London Book Fair 2019

Begini Desain Stan Indonesia di London Book Fair 2019
info gambar utama

Persiapan Indonesia untuk menjadi Market Focus Country di London Book Fair (LBF) yang akan datang sudah 80 persen siap, menurut ketua panitia penyelenggara Laura Bangun Prinsloo.

Berbicara di sebuah konferensi media pada hari Senin, Laura lebih lanjut menguraikan rencana negara untuk menjangkau pasar internasional di pameran buku, yang akan diselenggarakan dari 12-14 Maret di Olympia, London.

“London Book Fair tidak sepenuhnya tentang buku,” kata Laura, “Akan ada promosi lintas media. Konten yang bagus dapat diterjemahkan ke dalam apa saja, dari film hingga game."

Laura juga berperan sebagai ketua Komite Buku Nasional (KBN), sebuah lembaga yang bertugas mempromosikan sastra Indonesia di luar negeri. Indonesia akan menggunakan tema 17.000 pulau imajinasi untuk mencerminkan keragaman literatur negara yang sangat luas.

Buku dapat membuat riak ke industri berbasis konten lainnya, seperti yang tercantum dalam logo dan desain produksi stand nasional untuk pameran tersebut.

Dirancang oleh Andro Kaliandi dan Fauzia Evanindya dari firma arsitektur dan desain FFFAAARRR, stan nasional Indonesia akan dibagi menjadi dua bagian. Lantai dasar 400 meter persegi diatur untuk menampung sebanyak 23 penerbit sementara lantai atas yang lebih kecil diatur untuk memamerkan produk properti intelektual lainnya dari 10 perusahaan. Sebanyak 450 buku akan dipamerkan selama pameran, ditempatkan di dinding dan di sepanjang tangga di stand.

 Model pendirian nasional Indonesia untuk London Book Fair 2019, akan diselenggarakan mulai 12-14 Maret di London. Stand ini dirancang oleh Andro Kaliandi dan Fauzia Evanindya dari firma arsitektur dan desain FFFAAARRR dan terinspirasi oleh bentuk riak | Foto: Devina Heriyanto / Jakarta Post
info gambar

“Bagian tersulit adalah menciptakan sinopsis yang menarik untuk buku-buku itu, karena tidak semuanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” kata Laura. Penerbit akan dibantu oleh agen hak cipta untuk membantu dengan kesepakatan. Untuk tahun ini, panitia menargetkan 50 penawaran buku, dengan literatur dan buku anak-anak diharapkan menjadi genre utama.

Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Spice Cafe untuk mempromosikan kopi, teh, dan jamu serta berbagai makanan ringan tradisional. Pengunjung dapat mencoba secangkir kopi Jawa yang disajikan oleh Kopi Pak Wawan, sebuah pemanggang kopi yang berbasis di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Meskipun LBF terutama merupakan acara bisnis-ke-bisnis, Indonesia telah menyiapkan sebanyak 100 program untuk mempromosikan sastra Indonesia di London. Dua belas penulis telah dipilih untuk membantu program, semuanya memiliki buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Selain penulis, 20 profesional dari sektor industri kreatif lainnya akan menjadi bagian dari delegasi.

Penulis adalah Agustinus Wibowo, Clara Ng, Dewi Lestari, Fasial Oddang, Intan Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S. Chudori, Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila Rooswitha Putri.

Seno Gumira Ajidarma telah dipilih sebagai Author of the day dan akan hadir pada 13 Maret. Penulis, juga seorang jurnalis dan dosen tersebut, dikenal karena cerita pendeknya yang politis dan sadar sosial serta gender-fluiditynya.

Panitia penyelenggara telah menerima bantuan dari British Council dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini