Tidak sedikit yang tahu siapa perancang Lambang Garuda Pancasila, beliau adalah Sultan Hamid II, lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie keturunan Arab-Indonesia. Namun tahukah kawan jika selain Sultan Hamid II, ternyata ada seorang pelukis yang menyempurnakan lambang Negara kita
Beliau adalah Dullah, anak bangsa yang lahir di kota Solo, Jawa Tengah, pada 17 September 1919. Ia memiliki hobi melukis wajah dan penampilan banyak orang, wajar jika ia dikenal sebagai seorang pelukis realistik. Dullah belajar dari dua gurunya, yaitu S. Sudjojono dan Affandi, walaupun corak lukisannya tidak pernah mempunyai persamaan dengan dua orang gurunya tersebut.
Bung Karno memberikan tugas pertamanya untuk mengubah kaki lambang garuda Pancasila, karena jempol kaki burung garuda berada di depan pita. Dengan kreativitasnya, ia mengubahnya menjadi di belakang pita seperti yang kita lihat saat ini.
Selain membenahi lukisan koleksi istana, ia juga menyeleksi dan memajang lukisan tersebut di dinding Istana Negara, Istana Merdeka, Gedung Agung Yogya, Istana Bogor, hingga Istana Tampaksiring, Bali.
Beliau juga sempat mendirikan museum pribadi di Solo pada tahun 1970-an, dan hingga kini museum tersebut masih representatif dan dikelola oleh pemerintah Kotamadya Surakarta. Lokasinya di Jalan Dr. Sutomo, Sriwedari, Laweyan, Surakarta.
Banyak lukisan-lukisan Dullah menjadi koleksi pejabat-pejabat penting pemerintahan, kolektor seni baik dalam maupun internasional, tokoh masyarakat dan orang terkemuka, diantaranya Presiden pertama RI Soekarno, Wakil Presiden pertama RI Muhammad Hatta, Adam Malik, mantan Presiden Amerika Serikat Eisenhower, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Walter Mondale, mantan Perdana Menteri Australia Rudolf Menzies dan museum seni lukis di Ceko.
--
Sumber : Merahputih.com, https://lelang-lukisanmaestro.blogspot.co.id, BBC
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News