Keren, ITB Ciptakan Inovasi Biola Listrik dari Rotan

Keren, ITB Ciptakan Inovasi Biola Listrik dari Rotan
info gambar utama

Umumnya, alat musik biola memakai kayu sebagai bahan pembuatannya. Namun inovasi berbeda dilakukan Andar Bagus Sriwarno, PhD beserta tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) yang membuat desain produk biola listrik berbahan rotan.

Andar bersama tim mencoba kreatifitas dan imajinasi dalam merancang biola elektrik dengan desain futuristik dan ergonomis.

Dilansir dari laman ITB https://www.itb.ac.id/news/read/56967/home/itb-ciptakan-biola-listrik-dari-rotan , rotan sengaja dipilih karena karakter material kuat dan juga fleksibel. Selain rotan itu tersedia melimpah di Indonesia.

Produk biola rotan tersebut ditampilkan pada pameran "Poster dan Produk hasil Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi (P3MI) ITB", Jumat (18/01/2018).

Perpaduan Rotan dan Plastik
“Kenapa kita buat yang elektrik? Karena saya juga tidak berani buat mengubah-ubah desain ruang akustik. Itukan ada hitungan bakunya, jadi saya buat yang elektrik biar puas eksplorasi desainnya,” terang pria yang bisa bermain biola ini.

Produksi dari biola ini menggunakan dua bahan utama. Pertama, desainnya menggunakan rotan sebagai fingerboard atau tempat pemain biola meletakkan jarinya. Selanjutnya untuk badan/body biola, dan penyangga utama, ia menggunakan filamen plastik ABS dari 3D-Printer.

Desain produk biola listrik dari rotan dan dikolaborasikan dengan hasil 3D Printing. Foto: Dok Humas ITB
info gambar

Penggunaan filamen disebabkan oleh keterbatasan rotan dalam memenuhi bentuk yang diidamkan. “Kalau kita pakai filamen plastik dan rotan sebagai kolaborasi, ini juga bisa jadi representasi desain natural-sintetis,” terang dosen Desain Produk ITB ini.

Perhatikan Faktor Kenyamanan

Selain eksplorasi bentuk pada biola, Andar juga tidak melupakan kenyamanan pemain biola dalam memainkan instrumen.

“Saya mendesain juga bagian biola yang melekat pada bahu, jadi walaupun bentuknya tidak seperti biola pada umumnya, saya bisa menjamin kenyamanan yang sama tidak akan hilang,” jelas Andar.

Ditambah lagi, biola yang telah dibuat memiliki bobot yang tidak terlalu berat karena menggunakan teknik puzzle pada saat perakitan.

Ini berarti, tiap desain badan biola dibuat berongga sehingga tidak banyak berkontribusi pada berat biola. Biola yang bentuknya dibuat berdasarkan filosofi bentuk pohon rotan ini ia yakini akan laku di pasaran sebagai tren baru nantinya.

“Sebenarnya, kalo di luar negeri, sudah banyak desainer yang menggunakan filsofi bentuk alam untuk dijadikan satu dengan desain instrumen,” lanjut Andar.


Sumber: Kompas.com | ITB

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini