700 Ton Baja Indonesia Mendarat di Australia dan Sri Lanka

700 Ton Baja Indonesia Mendarat di Australia dan Sri Lanka
info gambar utama

Indonesia sukses mengekspor 700 ton baja ke Australia dan Sri Lanka. Rinciannya adalah 400 ton plat baja ke Australia, dan 300 ton baja struktur ke Sri Lanka. Pencapaian ini mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.

“Hal ini dapat menjadi katalis yang sangat penting, untuk tidak saja mendorong pertumbuhan industri domestik, namun juga untuk terus menangkap peluang pasar global," ucap Enggar dikutip dari BangkaPos, terkait ekspor yang dilakukan PT. Gunung Raja Paksi Tbk. (GRP) ini.

Enggar juga menuturkan bahwa besi dan baja merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah negara. Kedua komoditas tersebut selalu tinggi permintaannya di pasar, lantaran fungsinya yang bervariasi, Bisa dipakai untuk konstruksi bangunan, otomotif, bahkan sampai peralatan dapur dan rumah tangga.

Tahun lalu ekspor besi dan baja Indonesia mengalami kenaikan sangat tinggi, yakni 72,4%. Dari sebesar USD 3,33 miliar dolar pada 2017, menjadi USD 5,75 miliar.

Ini berdampak positif pada kenaikan angka ekspor Indonesia secara keseluruhan. Dari USD 168,82 miliar pada 2017 menjadi USD 180,06 miliar di tahun 2018, atau naik sekitar 6,65%. Kemudian kenaikan ekspor non-migas mencapai 6,25% tepatnya sebesar USD 162,65 miliar.

Tingginya nilai ekspor yang didapat Indonesia tak lepas dari kontribusi pala pelaku usaha di dalamnya. Peran aktif mereka dalam dunia perdagangan membuat usahanya terus berkembang dan ikut mengatrol perekonomian nasional.

Sementara itu CEO GRP, Aloisius Masemilian menuturkan, kinerja perusahannya dapat terus meningkat karena didukung beroperasinya fasilitas blast furnace (pengolahan bijih besi) pada semester kedua tahun 2019.

“Fasilitas ini merupakan upaya perusahaan untuk mampu memenuhi kebutuhan baja nasional yang terus meningkat setiap tahunnya, serta membuka peluang penjualan lebih banyak lagi di mancanegara. Tentunya berkat dukungan pemerintah, terutama Kemendag, yang membantu mengatasi hambatan perdagangan ekspor melalui berbagai regulasi,” terangnya.

Sumber: BangkaPos

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini