Setahun Sudah Manggala Agni Selamatkan Hutan Sultra

Setahun Sudah Manggala Agni Selamatkan Hutan Sultra
info gambar utama
  • Setahun sudah Manggala Agni Daops Tinanggea, Konawe Selatan, antar jemput anak sekolah sambil berbagi cerita soal manfaat dan betapa penting jaga hutan. Kendaraan Giat Belajar pun jadi sarana sosialisasi dan edukasi pada masyarakat
  • Antar jemput anak jadi upaya penyelamatan hutan lumayan efektif. Anak-anak yang mendapatkan informasi, orangtua pelahan mengikuti
  • Kini, kala memasuki kemarau, asap tak lagi menyelimuti Kecamatan Tinanggea, yang berdampingan langsung dengan Taman Nasional Rawa Aopa ini. Artinya, kebakaran hutan dan lahan berkurang di wilayah itu
  • Manggala Agni menduga, karhutla terjadi karena ada keterlibatan perusahaan-perusahaan seperti perkebunan sawit. Mereka temukan sekitar perkebunan perusahaan ada kebakaran hutan.

Setahun sudah usia Kendaraan Giat Belajar (KGB) yang dibuat Manggala Agni Daops Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kamis (17/1/19), KGB berulang tahun alias setahun sudah Manggala Agni antar jemput anak sekolah sambil berbagi cerita soal menjaga dan manfaat hutan.

Kamis pada pekan kedua Januari 2019, Manggala Agni Daops Tinangge, tak mau menyia-nyiakan waktu. Selaku pencetus kelahiran KGB di Sultra, Manggala Agni membuat gerakan peduli hutan Sultra. KGB diharapkan jadi sarana edukasi tentang pentingnya menjaga hutan kepada masyarakat.

“KGB jadi sarana edukasi masyarakat agar menjaga hutan. Kemudian tak membakar hutan karena bahaya luar biasa untuk kehidupan kita,” kata Yanuaar Fanca Kesuma, Kepala Kantor Operasi Daerah Manggala Agni Sulawesi Tenggara.

Di hari itu, berbagai elemen masyarakat merayakan, mulai pemerintah, aparat TNI dan Polri, Basarnas Kendari, serta ratusan anak-anak sekolah baik SD, SMP dan SMA/SMK di Konawe Selatan, hadir.

Tak hanya hadir, mereka juga membubuhi tanda tangan mendukung gerakan pencegahan pembakaran hutan dan lahan (Gerappula) di Sultra. “Diharapkan dorongan menjaga hutan Sultra tetap alami bisa terlaksana baik. Ini bisa jadi contoh.”

AKBP Budi Adrianto, Kapolres Konsel mengatakan, Polri berupaya menjaga hutan dengan penegakan hukum bagi pihak-pihak yang sengaja merusak.

Polri sendiri, katanya, ada gerakan sama dengan Manggala Agni soal pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Yanuar mengatakan, kebakaran tak saja karena kemarau panjang, juga ada faktor manusia. “Memang musim kemarau lebih panjang dan pembukaan lahan yang masih sering,” katanya.

Dia bilang, karhutla terjadi ada dugaan keterlibatan perusahaan-perusahaan seperti perkebunan sawit. “Kami temukan di sekitar perkebunan perusahaan itu ada kebakaran hutan. Bukti-bukti dugaan itu banyak, seperti tanda-tanda kebakaran dan bekas jalan manusia,” kata Panca.

Guru-guru Se-Kabupaten Konawe Selatan membubuhkan tanda tangan mendukung gerakan pencegahan pembakaran hutan saat HUT KGB di Manggala Agni Daops Tinanggea | Foto: Kamarudin/Mongabay Indonesia
info gambar

Sebelum ada kendaraan giat belajar Manggala Agni Daops Tinanggea, setiap memasuki musim tanam, langit di sejumlah wilayah di Konawe Selatan dan Bombana, dipenuhi kabut asap. Itu sebagai tanda ratusan hektar hutan dan lahan terbakar.

Selain polusi udara, kebakaran mengancam kehidupan satwa langka di wilayah itu, antara lain, rusa dan anoa nyaris tak terlihat lagi. Hutan dibakar, katanya, ada jadi lahan pertanian baru atau mengharapkan tumbuhan baru untuk pakan ternak.

Manggala pun terus sosialisasi kepada masyarakat di Kecamatan Tinanggea, yang berdampingan langsung dengan Taman Nasional Rawa Aopa (TNRAW) ini, tetapi tak terlalu efektif. Titik api masih ada. Diapun berpikir, harus ada cara lain menyadarkan masyarakat. Muncul ide, mendekati masyarakat melalui anak-anak mereka.

Caranya, dengan mengantar dan menjemput anak-anak sekolah, sambil belajar menjaga hutan. Sejak akhir 2017, kondisi perlahan berubah.

Dalam antar jemput itu, petugas Manggala memberikan informasi soal bahaya-bahaya kebakaran hutan, manfaat dan cara menyelamatkan hutan. Cerita ini, katanya, diulang-ulang kepada puluhan siswa setiap hari.

“Kami tak sangka ilmu yang mereka dapatkan ternyata pengaruhnya sampai kepada orangtua mereka juga.”

Peduli hutan dan kesehatan

Pada perayaan HUT-KGB, Manggala Agni juga menggalang dana untuk anak bernama Khoirul Azzam, yang menderita penyempitan saluran kencing dan anus.

Azzam bersemangat sekolah. Karena keterbatasan kesehatan, Azzam tak mampu mengenyam pendidikan seperti anak-anak lain. Manggala Agni Daops Tinanggea mengumpulkan dana untuk pengobatan Azzam.

Donasi yang terkumpul total Rp21 juta lebih dan langsung diberikan ibu Azzam dalam perayaan HUT KGB.

“Untuk sembuh dari penyakit, Azzam harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit Makassar. Karena keterbatasan ekonomi, Sitti Nur Hasanah yang membesarkan Azzam seorang diri tak mampu membiayai pengobatan,” katanya.

Dukungan untuk Azzam juga datang dari Pemda Konsel yang diwakili Asisten II, Irwansyah. Dia berjanji, memperhatikan soal ini termasuk berkoordinasi dengan kepala desa, camat guna mencarikan jalan pengobatan Azzam

Selain itu, Pemerintah Konsel juga akan fasilitas transportasi anak-anak ke sekolah. “Kita upayakan supaya ada bus yang mengantar jemput mereka.”

Di dalam kendaraan antar jemput dari Manggala Agni ini anak-anak SD belajar mencintai dan menjaga hutan | Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia
info gambar


Sumber: Diposting ulang dari Mongabay Indonesia ditulis oleh Kamarudin Kendari atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini