Pemuda kabupaten Maupongo di Kabupaten Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan Festival Pantai Enagera, yang berlangsung dari 26 Februari hingga 5 Maret, untuk mempromosikan tujuan tersembunyi kabupaten ini.
Selain menampilkan penyanyi seperti Mario Klau dan Aldo Longa, acara ini juga menghadirkan atraksi budaya dan tarian khas Nagakeo.
Ketua panitia festival, Dominikus Kuchu Dua, mengatakan kepada The Jakarta Post baru-baru ini bahwa panitia telah melihat bagaimana daerah lain di Indonesia seperti Banyuwangi di Jawa Timur dan Morotai di Maluku Utara mempromosikan pariwisata mereka dan karenanya berusaha untuk belajar dari mereka.
Sementara itu, Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do mengatakan kabupaten ini memiliki potensi pertanian dan pariwisata yang perlu dipromosikan, seperti durian dari Sawu Valley di Maupongo, pisang khas Maupongo yang dulu dijual di Bali dan Surabaya, pantai-pantai eksotis dan desa-desa tradisional.
Kabupaten Nagekeo memiliki setidaknya lima tujuan wisata tersembunyi. Destinasi pertama adalah gunung berapi Ebulobo, yang menawarkan wisata trekking di mana pengunjung dapat mendaki puncak melalui Lembah Sawu. Lalu, yang kedua adalah desa tradisional Lembah Sawu, yang terletak di lereng gunung dan setiap tahun mengadakan berbagai upacara budaya. Selanjutnya yang ketiga adalah Pantai Enagera Maupongo, yang membentang dari daerah Nangaroro ke daerah perbatasan Kabupaten Ngada. Berikutnya adalah desa budaya Etu, yang terletak di lereng bukit Kelinata di desa Wuliwale, Kabupaten Maupongo. Setiap Februari, penduduk desa mengadakan tradisi unik bernama pertarungan Etu. Terakhir tapi tak kalah pentingnya adalah bukit Wolosambi, yang memungkinkan wisatawan untuk mengagumi pemandangan indah dari seluruh area Pantai Selatan Nagekeo.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News