Dosen IPB Temukan Solusi Kurangi Polutan Organik di Air

Dosen IPB Temukan Solusi Kurangi Polutan Organik di Air
info gambar utama

Limbah dari kegiatan manusia, seperti industri, pertanian dan kehutanan, dapat menimbulkan pencemaran air sungai serta mengganggu keseimbangan ekosistem perairan, jika sungai ini digunakan sebagai sumber air bersih. Kondisi ini menyebabkan biaya pengolahan lebih mahal dan risiko masyarakat terkena penyakit meningkat.

Prof. Dr. Ir. Suprihatin, dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB), menggunakan proses biofiltrasi untuk mengeliminasi polutan dari air baku.

“Sebelum diolah, air sungai di-treatment terlebih dahulu. Biofiltrasi memberi kondisi optimum sehingga bakteri dapat tumbuh lebih baik. Kemudian bakteri dapat mengeliminasi polutan terutama polutan organik. Biofiltrasi sering diterapkan untuk mengurangi polutan di udara, namun riset ini difokuskan pada air sungai terlebih dahulu,” ujarnya.

Menurutnya, persoalan pengolahan air baku di luar dan di dalam negeri berbeda. Di luar negeri, polutannya rendah dan sulit terdegradasi, sedangkan pencemaran di Indonesia umumnya tinggi dan sebagian sulit terdegradasi.

Banyak metode pengolahan air yang diteliti di luar negeri, misalnya metode adsorpsi. Untuk beberapa kasus tertentu metode tersebut lebih efektif daripada biofiltrasi, jika jumlah polutannya lebih sedikit dan sulit terdegradasi secara biologis.

Riset biofiltrasi ini berkembang dan selesai selama tiga tahun dan melibatkan beberapa mahasiswa TIN IPB.

“Proses biofiltrasi tidak perlu menggunakan peralatan canggih dan bahan kimia yang mahal. Tidak ada kendala yang berarti dibandingkan metode pengolahan lain yang peralatannya jauh lebih mahal. Biofiltrasi juga mereduksi biaya pengolahan atau meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan air di mana airnya berasal dari air sungai,” ujarnya.

Biofiltrasi diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan diimplementasikan dalam skala komersial. “Biofiltrasi juga dapat mendukung air baku yang lebih baik, sehat dan aman untuk dikonsumsi,” pungkas Prof. Suprihatin.

Sumber: ipb.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YI
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini