Tanda Seru! Pameran Emansipasi Wanita dan Kesetaraan Gender

Tanda Seru! Pameran Emansipasi Wanita dan Kesetaraan Gender
info gambar utama

Tanda Seru! adalah sebuah pameran yang menampilkan karya-karya dari para seniman yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu perempuan, terutama emansipasi dan kesetaraan gender.

Pameran ini diadakan mulai 31 Maret hingga 13 April di Uma Seminyak di Kabupaten Badung, Bali.

Dihadirkan oleh Futuwonder kolektif lintas disiplin, Tanda Seru! menggait delapan seniman: Aria Gita Indira, Citra Sasmita, Cristine "Manda" Mandasari, Intan Kirana Sari, Irene Febry, Pangestu Widya Sari, Putu Sridiniari, dan Santi Permana. Acara ini dibuka oleh seniman terkenal Arahmaiani, yang dikenal vokal tentang isu-isu perempuan.

info gambar

Dua lukisan dari seniman Citra Sasmita dipajang di pameran: Portrait of The Other 1 and Portrait of The Other 2 (Potret Yang Lain 1 dan Potret Yang Lain 2). Salah satu karyanya menggambarkan seorang wanita telanjang dengan dua kepala; dia dibungkus dengan tali merah dan berduri. "Kenyataannya adalah bahwa masyarakat saat ini menempatkan perempuan pada posisi kedua, maka ketika mereka mencoba melarikan diri dari nilai-nilai yang membatasi mereka, seringkali dianggap sebagai tindakan pemberontakan dan [kemungkinan] menghasilkan konflik sosial," kata Citra dalam pernyataan resmi.

info gambar

Seniman Manda memamerkan tiga karya: Happy to Bleed #1, #2, dan #3. Karya seni-nya ini mengeksplorasi rekonstruksi patriarkal menstruasi wanita, khususnya dalam hal ibadah, pekerjaan, dan pernikahan. Pembalut menjadi inti dari karya seni ini dan salah satu bagiannya berbunyi, "Ini [bukan] alasan mengapa wanita harus mengambil cuti."

Sementara itu, Putu Sridiniari, anggota dari Futuwonder, mempersembahkan Res Publica: Security Mirror for Genitalia atau Res Publica: Cermin Keamanan untuk Genitalia, yang meneliti seberapa besar hukum dan batas publik membatasi kebebasan perempuan. “Terlepas dari seberapa sering mereka dipresentasikan, pameran seni cenderung bersifat komersial dan kurang inovasi. Pameran seperti Tanda Seru! harus diadakan lebih sering untuk mengakomodasi pertukaran alternatif ide dan visual yang sebanding dengan yang mainstream,” kata Putu. "Pameran ini juga diperlukan untuk membangun perilaku konstruktif, terutama bagi seniman wanita, dalam komunikasi."


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini