Kalau Negara Kita Stabil, TNI Bertambah Kuat

Kalau Negara Kita Stabil, TNI Bertambah Kuat
info gambar utama

Kalau ada orang yang mengatakan TNI kita lemah, tentu banyak yang tidak setuju karena kenyataannya TNI kita ini disegani tidak hanya di kawasan Asia Tenggara tetapi juga di tingkat global. Malah ada yang menempatkan TNI kita sebagai kekuatan terkuat ke-15 di dunia di bawah negara-negara super power seperti Amerika Serikat dan Rusia.

Doktrin TNI pertahanan semesta yang melibatkan unsur rakyat termasuk doktrin gerilya juga diakui dunia. TNI AD juga menjadi juara tembak lebih dari 10 kali berturut-turut di Australia mengalahkan marinir Amerika Serikat, tentara Australia dan sebagainya juga diakui dunia.

Belum lagi anggota TNI kita yang menjadi pasukan perdamaian PBB di Timur Tengah dan Afrika, kinerjanya diakui dunia dicintai masyarakat di mana mereka ditugaskan karena memakai pendekatan budaya yang memikat.

Pasukan elit kita seperti Kopasus, Marinir, dan Paskhas sangat disegani dunia. NKRI harga mati, merupakan doktrin TNI dalam menjaga keutuhan bangsa pun diakui dunia.

Namun, saya sebagai orang awam – tapi pencinta TNI (karena almarhum ayah saya pernah menjadi Pembina rochani di lingkungan Kodam Brawijaya Jawa Timur tahun 1950-an) sedikit bertanya dalam hati tentang kesiapan TNI kita sebagai penjaga kedaulatan negara.

Ketika menyaksikan kapal patroli Maritim Malaysia mengejar kapal Indonesia milik KKP – Kementrian Kelautan dan Perikanan, yang sedang menggiring kapal Malaysia yang tertangkap melakukan pencurian ikan secara illegal di wilayah laut NKRI, bahkan dikabarkan ada tiga helikopter Malaysia yang mengawal kapal Maritim Malaysia yang meminta kapal kita untuk melepaskan kapal penangkap ikan illegal Malaysia itu.

Yang membuat saya bertanya kapal dan helikopter Malaysia itu sudah memasuki wilayah NKRI, tapi tidak kelihatan satupun kapal perang atau pesawat milik kita yang menghadapi mereka. Padahal pesawat-pesawat jet kita pernah memaksa pesawat asing yang melintasi wilayah udara kita secara ilegal untuk mendarat.

Tapi untuk kasus kapal Malaysia yang masuk wilayah kita itu, hati saya masih bertanya-tanya kenapa tidak ada satupun kekuatan matra laut dan udara kita yang muncul untuk membantu kapal KKP kita yang dibekali senjata seadanya.

Kalau kita mengikuti berita militer dunia, kita membaca betapa cepatnya pesawat tempur Inggris atau Jepang yang menghalau pesawat pembom dan pesawat tempur Rusia. Padahal pihak Rusia masih berada di wilayah laut internasional, namun begitu mendekat perbatasan wilayah negara kedua negara itu, pesawat-pesawat jet kedua negara ini dalam hitungan menit sudah berada di udara dan mendekat ke pesawat Rusia.

Demikian pula sebaliknya yang dilakukan Rusia terhadap kapal atau pesawat asing yang mendekati wilayahnya. Hitungan 2-3 menit dalam menyergap musuh menunjukkan kesigapan angkatan perang negara-negara maju itu yang dibantu dengan peralatan radar yang canggih.

Ketika saya mengikuti pertukaran program pemuda ASEAN-Jepang tahun 1982, kapal Nippon Maru yang saya tumpangi bersama dengan delegasi dari negara-negara ASEAN dan Jepang menuju Singapura, Malaysia, dan Thailand dari Jakarta, saya hanya melihat satu kapal perang TNI AL kita di sepanjang laut pulau Sumatra yang luas itu.

Namun saya menyaksikan puluhan kapal perang berjejer-jejer milik negara-negara itu ketika saya memasuki wilayah laut mereka.

Saya sebagai warga negara yang mencintai TNI tentu sangat bahagia apabila pihak Mabes TNI bisa menjelaskan pada publik kesigapan kita menghadapi musuh. Misalkan pertannyaan soal kenapa kapal maritim dan helikopter Malaysia masuk wilayah kita tanpa kita ketahui.

Bukankah radar milik TNI AL dan AU sudah canggih, tapi kenapa gerakan negara lain masuk wilayah kita tidak terdeteksi, dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Tentu saya mohon maaf kalau saya ketinggalan berita, kalau ternyata TNI kita sudah bergerak dalam kejadian itu, atau TNI sudah melayangkan surat protes kepada Malaysia lewat Deplu kita.

Saya berpendapat bahwa TNI kemampuannya harus terus diasah, ditingkatkan (untuk mengganti kata “lemah”) karena memang tantangan TNI kita dalam hal pertahanan negara ini ke depannya sangatlah kompleks dan mengingat perkembangan teknologi yang cepat.

Serangan musuh nantinya sangat cepat sekali, kecepatan rudal-rudal nuklir milik negara-negara Rusia, Amerika Serikat dll. itu hitungannya menit bukan jam. Misalkan Jakarta dirudal dari negara lain – walaupun jauh, sampainya di Jakarta dalam hitungan menit.

Selain itu perang di era modern ini juga diwarnai dengan perang siber yang canggih, ibaratnya musuh negara dari jarak jauh bisa mematikan sistem pertahanan elektronik.

Serangan siber mereka dapat mematikan seluruh handphone bahkan traffic light suatu negara, hanya dalam hitungan menit. Belum lagi perang siber yang memecah belah persatuan bangsa dengan mempengaruhi opini rakyat. Sangat komplek.

Tapi seluruh elemen bangsa juga harus menyadari tantangan berat yang dihadapi TNI kita ke depannya, di mana dunia sudah berubah, konstelasi politik internasional yang cepat berubah, teknologi modern bergerak sangat cepat dsb.

Sementara wilayah NKRI yang harus dijaga TNI kita sangatlah luas, belum lagi dinamika masyarakat kita yang kompleks. Elemen bangsa juga harus menyadari bahwa kalau ingin TNI-nya lebih maju dan professional, maka bangsa ini tidak boleh berkelahi satu sama lain karena kepentingan politik jangka pendek.

Kalau kondisi negara kita stabil, tidak berkonflik sendiri, maka perekonomian negara akan meningkat, dan itu akan berakibat pada anggaran pertahanan kita (termasuk kesejahteraan prajurit) juga meningkat, sehingga TNI yang kita cintai akan memiliki kemampuan lebih dalam menjaga NKRI.

Semoga.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

AH
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini