Memulai Gerakan Zero Waste untuk Bumi Kita

Memulai Gerakan Zero Waste untuk Bumi Kita
info gambar utama

Kita hidup di zaman modern dengan tipikal pasar yang mendorong masyarakat untuk hidup konsumtif dan menyediakan barang-barang sekali pakai sebagai opsi dengan alasan kepraktisannya.

Tanpa kita sadari, hal ini menyebabkan bumi kita menjadi sakit. Mulai banjir yang sering terjadi karena penyumbatan saluran air oleh sampah, lautan tercemar, hingga tanah yang ditinggalkan dengan milliaran ton sampah yang membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai. Terlebih, ada jenis sampah yang tidak dapat terurai.

Menyadari sistem pengolahan sampah di Indonesia yang belum sampai pada tahap mendaur ulang secara maksimal dan mengingat gaya hidup konsumtif yang terus meningkat. Lantas, kita membutuhkan suatu solusi agar kita dapat menyelamatkan bumi dari kesakitannya.

Saat ini waktunya untuk kita melakukan gerakan zero waste demi menyelamatkan bumi untuk kita dan generasi selanjutnya nanti.

Zero Waste atau bebas sampah adalah salah satu filosofi yang mengajak kita untuk mendesain dan mengelola produk-produk secara sistematis demi menghindari dan mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah juga material-material habis pakai.

Zero Waste menghindari pemakaian yang hanya digunakan sekali dan material-material yang sulit bahkan tidak bisa didaur ulang. Tujuannya supaya sampah tidak dikirim ke landfill, menghasilkan produk baru, menjaga sumber daya, mengurangi penggunaan plastik, mengurangi sampah, dan tentunya melestarikan alam.

Untuk mengurangi sampah, kita bisa memulainya dari diri kita sendiri, keluarga, dan lingkungan kita. Dimulai dengan menerapkan prinsip-prinsip Zero Waste Lifestyle melalui gerakan 5R yang dipopulerkan oleh Bea Johnson, yaitu:

1. Refuse (Menolak), kita bisa menolak pemakaian yang tidak perlu. Contohnya kantung plastik sekali pakai saat berbelanja yang dapat digantikan dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah.

2. Reduce (Mengurangi), kita dapat menghindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Selain itu, kita bisa menggunakan produk yang dapat diisi ulang.

3. Reuse (Menggunakan kembali), dengan menggunakan kembali alat (contoh: wadah) dengan fungsi yang sama secara berulang-ulang disbanding hanya menggunakan sekali saja.

4. Recycle (Mendaur ulang), produk/kemasan sering kali dihadirkan untuk sekali pakai. Namun, jika kita meluangkan sedikit waktu untuk berkreasi, semua produk dapat didaur ulang untuk dijadikan benda yang bermanfaat. Contohnya kemasan sabun batang yang bisa dijadikan payung hiasan.

5. Rot (Membusukkan), kita dapat membusukkan sampah organik menjadi pupuk kompos. Contohnya dengan membuat lubang biopori. Hal ini tentu saja dapat mengurangi beban TPA secara signifikan dan tentunya membuat tanah menjadi subur.

Tidak mudah tentunya mengubah kebiasaan kita yang sering menggunakan barang sekali pakai menuju Zero Waste Lifestyle, namun secara perlahan kita bisa melakukan hal itu jika disertai dengan keinginan untuk mengubah kebiasaan tersebut.

Zero Waste merupakan sebuah proses yang tidak akan datang dengan instan, jadi ayo kita bersama-sama menjalani proses ini untuk menyelamatkan bumi kita!


Sumber: ayobandung.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZP
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini