Anemon Laut, Si Cantik yang Bisa Membahayakan

Anemon Laut, Si Cantik yang Bisa Membahayakan
info gambar utama

Anda tentunya telah mengetahui apakah itu ikan badut, ikan yang telah diangkat Hollywood sebagai salah satu tokoh kartunnya, yaitu nemo. Tapi apakah anda juga tahu anemon, tempat di mana si ikan badut atau nemo itu tinggal ?

Anemon laut diklasifikasikan dalam filum Cnidaria, kelas Anthozoa, dan subclass Hexacorallia. Termasuk dalam Anthozoa karena sering ditemui memiliki polip besar, yang memungkinkannya untuk mencerna mangsa yang lebih besar. Digolongkan cnidaria, karena anemon laut sering ditemukan menempel pada karang., ubur-ubur, dan Hydra.

Anemon laut juga diketahui dapat memiliki puluhan hingga beberapa ratus tentakel di tubuhnya.

Mulut, juga anus dari anemon laut, berada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh tentakel bersenjata dengan banyak cnidocytes, yaitu sel-sel yang defensif dan digunakan untuk menangkap mangsa. Cnidocytes mengandung nematocysts menyengat. Dan setiap nematocyst berisi vesikel racun kecil yang penuh dengan racun aktin, filamen batin, dan rambut sensorik eksternal.

Sentuhan pada rambut mekanis memicu ledakan sel, yang meluncurkan struktur tombak-seperti yang melekat pada organisme yang memicunya, dan menyuntikkan dosis racun dalam daging agresor atau mangsanya. Hal ini memberikan anemon perasaan lengket yang unik. Anemon laut juga memakan ikan kecil dan udang.

Racunnya sendiri adalah campuran beberapa racun, termasuk neurotoksin, yang melumpuhkan mangsa sehingga anemon dapat memindahkannya ke mulut untuk kemudian mencernanya dalam gastrovaskuler. Ada pula racun actinotoxins sangat beracun memangsa spesies ikan dan krustasea.

Walaupun beracun, si ikan badut, tidaklah terpengaruh oleh sengatan anemon. Bahkan sebagai tuan rumah, melindungi mereka dari predator di antara tentakelnya. Beberapa spesies hewan laut lain, juga memiliki adaptasi yang sama dengan ikan badut dan juga tidak terpengaruh oleh racun anemon.

Clownfish atau ikan badut yang bersimbiosis dengan hidup diantara anemon, tanpa terpengaruh racun dari anemon | Foto: Wisuda
info gambar

Kebanyakan anemon laut tidak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa spesies yang sangat beracun (terutama Actinodendron, Phyllodiscus dan Stichodactyla) diketahui telah menyebabkan luka parah dan berpotensi mematikan.

Otot-otot dan saraf anemon jauh lebih sederhana, jika dibandingkan kebanyakan hewan lainnya, termasuk jika dibandingkan dengan cnidaria lain, seperti karang. Sel di lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (gastrodermis) memiliki mikrofilamen yang menunjukkan bahwa kelompok menjadi serat kontraktil.

Polip pada anemon menghasilkan telur dan sperma, yang kemudian telur dibuahi dan berkembang menjadi planula yang lalu berkembang langsung ke polip lain.

Anemon cenderung untuk tinggal di tempat yang sama sampai kondisi menjadi tidak cocok (kekeringan berkepanjangan, misalnya), atau predator menyerang mereka. Dalam hal ini, anemon dapat melepaskan diri dari substrat dan dengan menggunakan kelenturan tubuhnya berenang ke lokasi yang baru.

Kebanyakan anemon laut menempel ke objek terendam, beberapa memasukan dirinya ke pasir atau hidup di liang, dan hanya sedikit yang menjadi parasit pada organisme laut lainnya, sementara beberapa lainnya memiliki hubungan simbiosis dengan kelomang.

Anemon juga dapat bereproduksi secara aseksual, dengan tunas atau dalam beberapa kasus dengan pembelahan biner, ketika polip memisahkan menjadi dua bagian. Beberapa spesies juga dapat berkembang biak dengan pedal laserasi.

Beberapa spesies ikan dan invertebrata hidup dalam hubungan simbiosis mutualisme atau komensal dengan anemon laut. Dan yang paling terkenal adalah ikan badut. Spesies cardinalfish tertentu (seperti banggai cardinalfish), threespot dascyllus remaja, bucchich (atau anemon) goby, greenling, berbagai kepiting (seperti Inachus phalangium, Mithraculus cinctimanus dan Neopetrolisthes), udang (seperti tertentu Alfeus, Lebbeus, Periclimenes dan Thor), opossum udang (seperti Heteromysis dan Leptomysis), dan berbagai siput laut, juga diketahui melakukan hubungan dengan anemon.

Hermit crab, salah satu hewan laut yang hidup bersimbiosis dengan anemon di Perairan Lembeh, Sulawesi Utara | Foto: Wisuda
info gambar

Sebagian besar spesies anemon ada di daerah terumbu karang perairan tropis, meskipun ada juga spesies yang menyesuaikan diri dengan perairan yang relatif dingin, terumbu intertidal, dan lingkungan pasir.

Anemon rentan terhadap eksploitasi berlebihan karena rentang hidup mereka yang panjang, tingkat pertumbuhan relatif lebih lambat, dan tingkat reproduksi rendah dibanding ikan atau hewan yang bersimbiosis dengan anemon.

Anemon menjadi salah satu obyek wisata bawah laut para penyelam | Foto: Wisuda
info gambar

Kegiatan penangkapan ikan akuarium secara signifikan, telah berdampak pada populasi anemon dan ikan anemon. Bahkan di Italia selatan dan barat daya Spanyol, anemon Anemonia sulcata dikonsumsi sebagai makanan lezat.

Caranya dengan merendamnya di dalam cuka, kemudian dilapisi dalam adonan seperti tempura dan goreng dalam minyak zaitun. Dilihat sekilas, mereka mirip dgn penampilan dan tekstur untuk kroket, tapi memiliki rasa seafood kental.

Di beberapa wilayah di Indonesia pun juga menjadikan anemon sebagai makanan mereka. Tetapi walaupun begitu, kuota terhadap penangkapan anemon laut, perlu diadakan, mengingat banyaknya hewan yang bergantung kehidupannya dengan anemon.


Sumber: Ditulis oleh Wisuda dan diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini