Begini Langkah Strategis Pemerintah Kurangi Impor BBM

Begini Langkah Strategis Pemerintah Kurangi Impor BBM
info gambar utama

Pengembangan Biodiesel merupakan langkah strategis pemerintah untuk dapat mengurangi ketergantungan pengggunaan bahan bakar fosil, dengan mendorong penggunaan bahan bakar nabati, yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Setelah sukses mengembangkan Bahan Bakar Nabati untuk campuran solar 20% (B20), pemerintah secara bertahap akan meningkatkan penggunaan biodiesel secara maksimum hingga 100% atau disebut B100.

“Untuk keperluan penelitian dan pengembangan, dirasa tidak ada istilah B100 ini terlalu cepat. Ini dilakukan secara bertahap. Kami telah melakukan uji coba B20 pada tahun 2014”, ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, dalam kunjungan diskusi road test B100 ke Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu siang (8/5).

Tahun ini, Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM bersama stakeholder akan melakukan uji jalan kendaraan bermotor dengan menggunakan biodiesel 30% (B30) terlebih dahulu.

Dadan menambahkan, “Uji coba B30 ini bukan semata-mata langsung diterapkan pada kendaraan, namun perlu melewati proses pengujian sebelumnya dengan standar internasional dan standar otomotif, serta dikawal berbagai pihak antara lain BPPPT, APROBI, Gaikindo dan Pertamina. Segera kita akan mulai uji jalan untuk B30 terlebih dahulu 40.000 kilometer pada kendaraan bermotor."

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjri Djufri, menyampaikan B100 yang berasal dari minyak sawit mentah telah dianalisa di Laboratorium Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", dengan hasil telah memenuhi spesifikasi Biodiesel SNI 7182-2015. Ia juga mendukung penggunaan B100.

"Alhamdulillah hasil uji mutu Biodisesel CPO yang dilakukan Balittri di Laboratorium Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" telah memenuhi spesifikasi Biodiesel SNI 7182-2015," tutur Fadjri.

Ke depannya, pengujian konsorsium melibatkan Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Badan Litbang Pertanian dan BT2MP-BPPT, akan terus dilakukan dengan mengikuti standar yang sudah disepakati bersama.

Koordinasi dan kerja sama ini diharapkan menjadi katalis penggunaan biodiesel pada kendaraan bermotor di Indonesia.

Dalam kunjungan kali ini, Kepala Badan Litbang ESDM didampingi oleh Kepala Puslitbangtek KEBTKE dan Kepala Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", serta Perwakilan Direktorat Jenderal EBTKE dengan mengajak Kepala Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain, Ari Rahmadi, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (APROBI), Sikin Hutomo, dan Komite Teknis Bioenergi Ikatan Ahli Biofuel Indonesia (IKABI), Iman K. Reksowardojo (AR/KO)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BE
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini