Yogyakarta akan menerapkan kebijakan bebas mobil di sepanjang jalan ikoniknya, Jl. Malioboro, setelah musim liburan Idul Fitri.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa rencananya akan menjadikan Malioboro sebagai zona pejalan kaki yang hanya dapat diakses oleh kendaraan tidak bermotor seperti becak, andong (kereta kuda) dan sepeda.
Satu-satunya kendaraan bermotor yang boleh melalui jalan tersebut hanya bus Trans Jogja.
"Kami akan melakukan uji coba mulai Juni setelah Idul Fitri," kata Heroe seperti dikutip oleh tempo.co pada Senin.
Namun, tanggal pasti uji coba tersebut masih tentatif karena pemerintah masih membahas skenario pengalihan rute serta mendapatkan izin yang diperlukan.
Heroe mengatakan perubahan itu dapat menyebabkan kebingungan di antara warga karena mereka harus beradaptasi dengan rute baru, karena Malioboro telah menjadi jalan penting untuk mengakses banyak jalan utama. "Kami juga akan mengantisipasi dampaknya terhadap ekonomi," kata Heroe.
Pemerintah Yogyakarta telah bekerja keras untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang memburuk, namun geografi kota tidak memungkinkan untuk pembangunan lebih banyak jalan atau pelebaran jalan yang ada, ujar Heroe. Karenanya kebijakan bebas mobil dianggap sebagai opsi yang paling layak.
Kepala Dinas Perhubungan Yogyakarta, Sigit Sapto Rahardjo, mengatakan bahwa untuk mengantisipasi kebijakan bebas mobil di Jl. Malioboro, pihaknya akan menambahkan lebih banyak ruang parkir menggunakan banyak area kosong di sepanjang area.
Catatan kaki: Jakarta Post | Tempo.co
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News