Untuk merayakan Idul Fitri, festival balon udara akan diadakan pada hari Rabu besok di Ponorogo, Jawa Timur, dengan orang-orang dari desa-desa sekitar diharapkan untuk berpartisipasi.
Menurut Edy Sucipta selaku humas dari kepolisian Ponorogo, festival tersebut juga ditujukan untuk mengedukasi masyarakat untuk melepaskan balon udara secara bertanggung jawab, karena sering dilepaskan tanpa izin, yang membahayakan keselamatan.
"Festival ini telah menjadi tradisi yang kami pegang setiap Idulfitri," jelasnya saat wawancara dengan Tempo.co pada Senin.
Edy menambahkan bahwa festival tidak akan mempengaruhi penerbangan pesawat, terutama pesawat militer.
Airnav Yogyakarta menyatakan bahwa dua faktor menentukan keamanan penerbangan balon udara panas: bentuk dan ukuran balon dan seberapa tinggi diterbangkan. Ukuran rata-rata balon udara panas harus sekitar 7 meter dengan diameter tidak lebih dari 20 meter.
Mulai dari tahun 2018, festival diadakan di lapangan Jepun di Kecamatan Balong, di bawah pengawasan ketat pejabat, kata Edy.
"Besok menandai kedua kalinya kami akan mengadakan festival di Ponorogo, dan kami bertujuan menjadikan ini tradisi untuk mendorong keselamatan dan mencegah risiko," katanya. Terlepas dari tujuan acara tersebut, 46 balon udara panas dengan berbagai ukuran terbang tanpa izin pada hari-hari menjelang festival di Slahung, Sukorejo, Jetis, Sampung, Balong, Bungkal dan Siman.
Catatan kaki: Jakarta Post | Tempo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News