Gulai Tikungan dan Malam yang Penuh Kesedapan

Gulai Tikungan dan Malam yang Penuh Kesedapan
info gambar utama

Tak hanya kaya akan kebudayaannya, Indonesia juga memiliki kekayaan kuliner yang patut dicoba. Salah satu kuliner khas Indonesia yang cukup menggoyang lidah adalah gulai.

Makanan berkuah santan berbumbu kunyit, jahe, adas, jintan, dan rempah lainnya sehingga membuat gulai memiliki cita rasa yang gurih.

Kuah tersebut dicampur dengan daging sapi, ikan, daging kambing, jeroan, atau sayuran, tentu sangat menggugah selera bila gulai disajikan dengan nasi putih hangat.

Gulai Tikungan Blok M | Foto: filipusverdi/Nibble.id
info gambar

Salah satu daerah yang terkenal dengan kenikmatan gulainya adalah Solo, Jawa Tengah. Tapi tenang, untuk bisa merasakan kenikmatan gulai tidak harus pergi ke Solo. Di ibu kota tepatnya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan juga terkenal dengan gultik-nya, atau gulai tikungan.

Dinamakan gulai tikungan karena sekitar 20-an pedagang gulai berjajar di sepanjang tikungan jalan Mahakam yang letaknya berdekatan dengan bundaran antara SMA 6, GOR Bulungan, dan Blok M Plaza.

Para pedagang gulai menempati kawasan tersebut sejak tahun 1980-an, namun untuk sebutan gulai tikungan sendiri baru terkenal pada 1997. Nama tersebut didapatkan dari konsumen yang sering makan di sana.

Gulai Tikungan Blok M | Instagram: @makan.donk
info gambar

Sebelum ada nama ‘gultik’ biasanya para pedagang menyebutnya dengan gulai saja. Ternyata selain Gulai Tikungan, ‘Gultik’ juga bisa diartikan dengan Gulai Itik. Bukan karena menyajikan daging itik, melainkan karena porsinya sedikit dengan nasi yang diletakkan di pinggir piring.

Uniknya sekitar 20-an pedagang yang menjajakan Gulai di kawasan tersebut berasal dari kampung halaman yang sama yakni Sukoharjo, Solo. Tak hanya satu kampung halaman, bahkan satu rukun tetangga.

Tak perlu khawatir soal harga untuk dapat mencicipi makanan lezat khas Indonesia yang satu ini. Seporsi Gulai Tikungan bisa kamu santap dengan merogoh kocek sebesar Rp 10.000-15.000 saja.

Di sini juga tersedia lauk pendamping, seperti sate telur puyuh, sate ampela, dan sate usus hanya Rp 5.000 per tusuk.

Sayangnya Gulai Tikungan tidak bisa dijadikan santapan saat jam makan siang, karena para pedagang baru menjajakan gulai nya sekitar pukul 17.00 hingga dini hari pukul 03.00 WIB.

Hingga saat ini kawasan Blok M masih ramai dikunjungi para penikmat kuliner terutama saat malam hari, sebagai tempat nongkrong menghabiskan waktu bersama teman atau sekadar bernostalgia menikmati jajanan yang sejak dulu ada.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati kuliner Indonesia di sini ya, Kawan GNFI!


Catatan kaki: Tribunnews | suara.com | cnnindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NC
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini