Ketika Lidah “Diperbudak” oleh Pudak

Ketika Lidah “Diperbudak” oleh Pudak
info gambar utama

Indonesia memiliki berbagai macam makanan khas. Salah satunya yaitu makanan yang berasal dari Kota Gresik. Kota yang bersebelahan dengan Kota Surabaya ini kaya akan makanan khas daerah antara lain otak-otak bandeng, jubung, bubur roomo, dan masih banyak lagi.

Di antara makanan-makanan tersebut, terdapat satu makanan yang cukup terkenal dari Kota Gresik yakni pudak.

Pudak merupakan makanan yang ada sejak zaman wali. Konon katanya pudak ini sudah ada sejak 10 abad silam. Tak hanya itu, pudak juga dianggap memiliki kaitan yang erat terhadap para wali dan penyebaran Islam di Indonesia.

Tak hanya itu, pudak juga dibuat sebagai kebutuhan masyarakat Gresik yang berprofesi sebagai pedagang dan sering berpergian jauh.

Pudak jajanan khas Kota Gresik l Sumber: helianthuz.505
info gambar

Pudak memiliki cita rasa yang manis. Bahan baku pembuatan pudak antara lain tepung beras, gula pasir/gula jawa, dan santan kelapa yang dibungkus dengan ope (pelepah daun pinang).

Tak hanya terbuat dari tepung beras saja, namun pudak juga ada yang terbuat dari sagu dan biasa disebut sebagai pudak sagu.

Pada awal kemunculannya, pudak hanya memiliki tiga varian saja yaitu pudak pudak putih (berbahan gula pasir), pudak merah (berbahan gula merah), dan pudak sagu (berbahan sagu).

Pudak pandan l Sumber: Kebudayaan.kemendikbud.go.id
info gambar

Namun, dengan seiring perkembangan zaman, pudak-pudak tersebut memiliki rasa yang lebih beragam, salah satunya yaitu pudak pandan. Pudak ini terbuat dari daun pandan dan ada juga yang terbuat dari daun suji yang digunakan sebagai pewarna alami.

Proses pembuatan pudak tidaklah sulit. Tepung beras, santan, gula, vanila, daun pandan, dicampur dan diaduk sampai merata, lalu tuang pada cetakan/ope, kemudian kukus sampai matang.

Proses pengukusan pudak l Sumber: Eastjavatraveler.com
info gambar

Keunikan pudak ini yaitu pengemasannya yang menggunakan ope atau pelepah daun pinang. Daun ini dipotong 20x15 cm dilipat dan dijahit. Dengan tekstur yang kuat dan lentur maka ope dipilih menjadi pembungkus pudak.

Tak hanya itu, lembaran daun bagian dalam terdapat lapisan yang menyerupai plastik. Nah plastik inilah yang secara alami dapat mengatur suhu ke kue pudak.

Pembuatan ope tidak sederhana, pangkal pelepah daun pinang haruslah disamak terlebih dahulu, untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam, yang dimanfaatkan adalah kulit bagian dalamnya saja.

Setelah dibersikan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas.

Setelah itu, adonan yang sudah jadi dituangkan ke dalam ope yang sudah jadi tersebut, ujung kemasan yang terbuka dikuncupkan dan diikat. Barulah kue dikukus.

Pudak yang digantung | Sumber: bumbukuliner.com

Pudak merupakan jajanan tradisional yang kaya akan kalori. Makanan ini dapat bertahan selama 3 hari dengan penyimpanan digantungkan, sehingga dapat terkena angin. Jika tidak terkena angin maka pudak akan cepat basi.

Saat ini pudak tak hanya tersedia dalam berbagai rasa dan warna, namun juga tersedia dalam bentuk yang lebih kecil. Ini memudahkan pembeli yang ingin mencoba pudak untuk pertama kalinya, karena ukuran pudak yang sebenarnya cukup besar.

Sebagian orang sudah banyak yang mengenal pudak. Makanan ini termasuk oleh-oleh wajib yang harus dibeli jika berkunjung ke kota gresik.

Dibanderol dengan harga Rp 14.000–Rp 25.000 per 10 bungkus, makanan ini dapat kalian jumpai di toko oleh-oleh terutama di daerah Pasar Gresik dan di daerah Jl. Veteran Gresik.

Kesan pertama pudak sangat luar biasa di mulut, yang membuat bisa kamu ketagihan, seakan-akan lidahmu diperbudak olehnya.

Catatan kaki: kebudayaan.kemdikbud.go.id l inigresik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini