Akan Seperti Apakah Art Jakarta 2019 Ini?

Akan Seperti Apakah Art Jakarta 2019 Ini?
info gambar utama

Art Jakarta Tahun 2019 ini dijadwalkan akan berjalan mulai 31 Agustus hingga 1 September.

Kembalinya Art Jakarta tahun ini menandai debutnya di tempat baru, Jakarta Convention Center (JCC) di Senayan, Jakarta Pusat.

Tom Tandio, direktur Art Jakarta, mengatakan dalam sebuah pertemuan media pada hari Selasa bahwa secara presentasi, acara itu akan tampak lebih menarik di ruang JCC seluas 6.000 meter persegi.

Dia kemudian mengatakan bahwa tempat Art Jakarta sebelumnya memiliki ruang terbatas, maka beberapa tenant hanya bisa menempati 12 hingga 18 meter persegi.

"[Tahun ini], gerai yang lebih kecil akan berukuran sekitar 25 meter persegi," katanya.

Selain ruang yang lebih besar, 2019 Art Jakarta juga akan menampilkan lebih banyak galeri.

"Kami akan memiliki 70 galeri,” kata Tom, dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 52 galeri.

Di antara 70 galeri adalah Arario Gallery dari Korea Selatan, Mizuma Gallery dari Jepang, Galerie Ovo dari Taiwan, serta galeri yang berbasis di Indonesia seperti Nadi Gallery, Semarang Galeri, dan Galeri Can.

Bazaar Art Jakarta 2016 | Foto: Masajeng Rahmiasri Jakarta Post
info gambar

Kurator Enin Supriyanto mengatakan Art Jakarta yang akan datang akan menawarkan berbagai program untuk segala usia.

"Kami memiliki program yang disebut Art Jakarta Play," kata Enin, menambahkan bahwa itu adalah coloration dengan Kelas Seni Eko Nugroho.

Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa Art Jakarta Play bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak dan remaja ke proses kreatif berdasarkan seni rupa melalui lokakarya.

Adapun bagi penggemar seni muda, acara ini akan mempromosikan Art Jakarta Scene sebagai program crossover antara seni rupa dan desain.

Berbagai merchandise juga akan tersedia untuk pembelian selama Art Jakarta, termasuk tas jinjing dan T-shirt dari Daging Tumbuh (DGTMB), SRW oleh seniman yang berbasis di Bandung Syagini, Ruang Usaha Kreatif (RUX) dan banyak lagi.

Sementara itu, pembicaraan seni, yang telah menjadi ciri khas acara tersebut, masih akan berlangsung tahun ini. Di antara banyak pembicaraan seni yang akan disajikan akan terangkum dalam satu bertema, Dari Koleksi Pribadi ke Museum Publik.

Tom mengatakan banyak museum dibuka di China.

"Mereka sekarang disebut museum hantu karena mereka [kosong]."

Dia menambahkan bahwa tren telah dimulai di Asia Tenggara. Oleh karena itu, para pembicara yang diundang untuk berbicara akan membahas berbagai topik seputar masalah ini, seperti kepemilikan seni atau apakah seorang kolektor harus membangun sebuah museum.


Catatan kaki: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini