Siap Bersaing, Madu Semongkat yang Mendunia

Siap Bersaing, Madu Semongkat yang Mendunia
info gambar utama

Apa sih yang terdengar di benak kita saat mendengar kata Pulau Lombok? Tentu saja pantainya yang indah, hutannya yang masih asri, padang savana yang luas, dan penduduknya yang ramah. Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang ada di Pulau Lombok sedang menggencarkan destinasi wisata baru dengan taman wisata alam.

Taman wisata alam ini akan berpotensi membangun perekonomian desa, salah satunya Desa Semongkat. Desa yang terletak di kecamatan Batu Lanteh ini berjarak kurang lebih 18 km dari pusat Kota Sumbawa Besar.

Foto: LOMBOKita
info gambar

Desa ini memiliki luas 100,5 hektare yang selalu ramai pengunjung saat liburan, karena panoramanya yang indah. Dengan suasana yang sejuk, pengunjung dapat bermain di sekitar sungai dengan pemandangan hutan yang masih terjaga.

Taman wisata alam Semongkat memiliki aneka jenis flora yang jarang kita temui, sebut saja pohon ara merah, jukin, kumis kucing, dan pakis sarang burung. Hutan yang terkenal akan keasriannya ini juga menjadi tempat berbagai satwa unik yang menjadi obyek para peneliti, mulai dari burung elang bondol dan koakiau. Kedua hewan ini merupakan satwa yang dilindungi pemerintah Indonesia.

Menariknya, saat kita berkunjung ke Desa Semongkat, terdapat madu yang hanya ditemukan di desa ini. Madu Lestari, didirikan pada tahun 2005, yang diketuai oleh Yamin yang bersinergi anatara PLN. Awalnya, madu ini dikembangkan oleh para pemburu madu dari Sumbawa yang berada di desa Semongkat.

Para petani madu dari desa ini mendapat madu-madunya dari berburu. Madu hutan yang khas dari Semongkat yang dihasilkan dari lebah jenis Apis dorsata yang menghasilkan madu berwarna kuning, sedangkan lebah jenis Apis trigonna menghasilkan madu berwarna hitam.

Kelompok dari Madu Lestari ini perbulannya mampu menghasilkan 500 hingga 600 liter madu yang juga dijadikan oleh-oleh khas dari desa ini.

Sumber: BukaLapak
info gambar

Madu Semongkat ini diklaim berbeda dengan madu pada umumnya. Lebah-lebah dari kawasan Semongkat memakan nektar atau sari-sari bunga dari pohon bidara yang banyak tumbuh di sekitar hutan tersebut. Hal ini yang membuatnya berbeda, dari rasa hingga tekstur kekentalan dari madu ini yang relatif encer.

Produk madu dari desa Semongkat ini memang sangat dijaga kualitasnya, sehingga madu hutan Semongkat ini memiliki banyak manfaat yang dapat menyembuhkan radang tenggorokan, kolesterol, maag, asam urat, hingga diare.

Ada juga yang membedakan proses pengolahan madu Semongkat dengan madu lain. Sarang madu yang didapat oleh pemburu tidak boleh langsung diperas, tapi baru diperas saat madu akan dimasukkan ke dalam botol kemasan. Ini membuat madu terbebas dari proses fermentasi yang mengurangi kualitas dari madu ini.

Saat ini, madu Semongkat telah dikenal di penjuru Nusantara bahkan dunia, lho. Negara-negara seperti Jerman, Korea, dan Australia menjadi peminat paling tinggi. Hal ini membuat perekonomian dari desa ini naik dan membawa keseahteraan bagi warga sekitar.

Sumber: republika
info gambar

Baru-baru ini, PLN memberangkatkan Yamin selaku salah anggota madu Lestari ke Malaysia untuk mengikuti ajang Indonesia Creative Product Festival di Kuala Lumpur. Diharapkan dengan mengikuti kontes ini, dapat menciptakan koneksi-koneksi baru dan memperkenalkan lagi secara luas terhadap masyarakat mancanegara, sehingga bisa terus berkembang dalam menciptakan UMKM yang sukses.

Bagi kawan GNFI yang ingin berlibur ke desa ini, sempatkan untuk membeli madu dari produk ini, ya!


Catatan kaki: lombokita.com | republika.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KN
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini