Mengulas Sejarah Kesenian Ketoprak

Mengulas Sejarah Kesenian Ketoprak
info gambar utama

Ketoprak. Mungkin jika mendengar kata tersebut kita membayangkan sebuah makanan yang biasa ditemui di jalanan. Namun ternyata tidak, Nama tersebut juga terdapat pada kesenian yang memiliki nama yang sama dengan makanan tersebut, yaitu kesenian ketoprak.

Ketoprak merupakan salah satu jenis teater rakyat yang sangat populer di Jawa Tengah, dan bisa dijumpai juga di Jawa Timur.

Dikutip dari Senibudayaku.com, Kuswadji Kaswindrasusanto menuturkan bahwa kata ketoprak berasal dari prak yang merupakan bunyi dari alat musik tradisional Tiprak. Alat musik tradisonal tersebut bila dimainkan akan berbunyi prak…prak…prak.

Sumber: DPRD-DIY.go.id
info gambar

Pada mulanya, ketoprak merupakan permainan orang-orang desa yang menghibur diri dengan menabuh lesung secara berirama di saat bulan purnama (gejog). Seiring berjalannya waktu ditambahkan dengan sebuah tembang (nyanyian), gendang, terbang, dan suling, kemudian lahirlah ketoprak lesung.

Pada tahun 1909 ketoprak pertama kali dipentaskan dalam pertunjukan lengkap. Ketoprak yang pertama kali resmi dipertunjukkan yakni Ketoprak Wreksotomo. Ketoprak tersebut dibentuk oleh Ki Wisangkoro.

Setelah awal peresmian pertunjukan ketoprak, perkembangan ketoprak sangat maju dan diminati oleh masyarakat. Adapun beberapa jenis pertunjukan ketoprak yang berkembang dari awal hingga saat ini yaitu: Kotekan Lesung, Ketoprak Lesung Mula, Ketoprak Lesung, Ketoprak Gamelan, Ketoprak Pendopo, dan yang terakhir Ketoprak Panggung.

Sumber: indonesiakaya.com
info gambar

Pada tahun 1925, pertunjukan ketoprak mulai memasuki Yogyakarta. Melakukan pementasan pertama kali di kampung Demangan yang dilakukan oleh grup Ketoprak Kridha Madya Utama dari Surakarta.

Ketoprak memiliki nama yang berbeda-beda. Tak hanya perbedaan pada alat musik serta tempat dilaksanakan pertunjukan tersebut, tetapi juga jalan cerita yang dibawakan juga berbeda-beda.

Cerita-cerita yang dibawakan pada pertunjukan ketoprak ini juga sangat bervariasi, meliputi cerita rakyat, dongeng, babad, sejarah, legenda, dan dapat mengadopsi cerita dari luar negeri. Kisah Ande-Ande Lumut, Angling Darmo, Panji Asmorobangun, hingga Joko Bodo ikut memeriahkan jalan cerita pertunjukan ketoprak.

Pertunjukan ini juga menampilkan tarian dan kostum yang menambah kemeriahan pertunjukan tersebut. Tak hanya itu, alat-alat musik tradisional seperti kendang, saron, ketuk, kenong, kempul, gong, gamelan, suling, dan terbang juga ikut berkontribusi dalam menghidupkan suasana pertunjukan.

Ketoprak menggunakan tembang dalam pertunjukannya, yang dilakukan sebagai upaya dalam menyampaikan ekspresinya. Maka dari itu, para pemain ketoprak tidak hanya dituntut untuk pandai berakting saja, melainkan juga harus pandai bernyanyi dan menari.

Pada zaman sekarang, pertunjukan ketoprak yang masih sering dijumpai yaitu pertunjukan ketoprak panggung. Pertunjukan ini dapat dijumpai di wilayah asal kesenian ketoprak yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ketoprak yang berasal dari desa dengan segala keterbatasan perlengkapan, sekarang dapat dinikmati dengan fasilitas yang mencukupi seperti panggung yang terletak di dalam gedung, atribut yang lebih lengkap, dan teknis yang lebih baik, Sehingga penonton tidak dibuat bosan dalam melihat pertunjukan ketoprak.

Pertunjukan ketoprak panggung yang disugukan di dalam gedung biasanya mengharuskan penontonnya untuk membeli karcis terlebih dahulu. Hal tersebut tentu berguna sebagai peningkatan kualitas pertunjukan itu sendiri.

Sumber: kabarpati.com
info gambar

Pertunjukan ketoprak dapat dilihat perkembangannya pada ketoprak “Siswo Budoyo” yang dipertunjukkan di Tulungagung, Jawa Timur. Pertunjukan tersebut memiliki pembaruan teknis yang sangat baik, sehingga memiliki daya tarik yang begitu kuat.

Pada era sekarang, masyarakat juga dapat melihat pertunjukan ketoprak melalui televisi dan YouTube. Ini menjadi pemanfaatan teknologi guna melestarikan pertunjukan daerah, sehingga tetap dapat dinikmati hingga generasi berikutnya.


Catatan kaki: budaya-indo.com l senibudayaku.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini