Wisata Alam Artistik yang Tersembunyi di Jogja

Wisata Alam Artistik yang Tersembunyi di Jogja
info gambar utama

Bagi masyarakat yang ingin melepas penat, tentu kota Yogyakarta menjadi tujuan bagi sebagian orang. Kota yang memiliki destinasi wisata melimpah ini sering disebut sebagai kota yang mudah dirindukan.

Bagaimana tidak, suasana ramai dengan kuliner yang tidak ada habisnya membuat setiap orang yang pernah datang ke kota ini ingin datang kembali. Hal tersebut diperkuat dengan lagu-lagu yang dibuat oleh beberapa musisi Indonesia yang menggambarkan bahwa Jogja merupakan kota istimewa.

Destinasi wisata yang cukup diminati di kawasan Jogja antara lain, Malioboro, Taman Sari, Pantai Parangtritis, Keraton Jogja, Candi Prambanan, Gumuk Pasir, dan masih banyak lagi.

Watu Giring | Sumber: Insta9pho
info gambar

Namun, jika kawan GNFI ingin mengunjungi wisata Jogja yang tidak terlalu ramai, kalian dapat mengunjungi wisata Watu Giring yang terletak di Padukuhan Jelok, Desa Pascarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul.

Watu Giring merupakan sebuah lokasi bekas tambang batu kapur. Uniknya, obyek wisata ini berbentuk seperti candi, entah memang disengaja atau tidak sehingga terbentuk seperti itu.

Bangunan batu yang mirip candi kuno ini memiliki struktur batu bekas gergaji yang berundak dan memiliki ketinggian yang berbeda-beda, sehingga jika dilihat sekilas mirip sebuah candi-candi kecil. Masyarakat setempat biasa menyebut tempat ini dengan sebutan “nggiring” atau batu giring.

Kegiatan penambangan batu alam yang ada di Kecamatan Semanu tersebut sudah dihentikan selama bertahun-tahun, sehingga meninggalkan jejak penambangan batu. Kemudian peninggalan tersebut dikelola oleh warga setempat sehingga menjadi lokasi wisata baru.

Sumber: eksotismejogja.com
info gambar

Akses menuju lokasi wisata watu giring ini cukup mudah dijangkau, lokasi wisata ini memiliki arah yang sama dengan wisata Kali Suci, dikarenakan lokasi keduanya saling berdekatan. Melewati jalan Wonosari lalu menuju ke arah Semanu kemudian mengukuti petunjuk jalan yang sudah tersedia.

Objek wisata Watu Giring terlihat sangat unik, batu-batu yang telah lama tak terjamah menyatu dengan rumput dan lumut yang mengering, membuat batu-batu tersebut terlihat artistik.

Watu Giring sangat cocok dikunjungi ketika pagi dan sore hari. namun, tidak disarankan mengunjungi lokasi wisata ini pada siang hari dikarenakan lokasi ini berada di alam terbuka dan cuaca di lokasi tersebut akan sangat panas.

Keindahan Watu Giring | Sumber: wish photography
info gambar

Sayangnya, fasilitas yang tersedia di lokasi wisata Watu Giring tidak terlalu lengkap. Wisata ini juga hanya dikelola oleh karang taruna dan warga setempat. Harga tiket masuk di lokasi ini juga tidak ditetepakan, pengunjung boleh membayar seikhlasnya saja, dan hanya membayar parkir sebesar Rp 5.000.

Sebagian orang mungkin tidak mengetahui wisata unik ini dikarenakan lokasi yang cukup jauh dari jalan raya, sehingga menyebabkan pengunjung di Watu Giring juga tidak terlalu banyak. Walaupun begitu, wisata ini sangat cocok bagi yang ingin berwisata ke tempat yang tidak terlalu ramai.

Watu Giring sangat cocok untuk berfoto-foto terutama jika ingin melakukan foto prewedding, tempat ini sangat direkomendasikan. Tak hanya itu, kalian juga dapat bersantai di bawah pondok bambu yang ada di sekitar Watu Giring.

Salah satu penjual belalang goreng di kawasan Gunung Kidul l Sumber: Aditya Pradana Putra
info gambar

Bagi kalian yang lapar setelah bermain di Watu Giring, tersedia juga beberapa warung di daerah tersebut, kalian dapat mencicipi makanan yang cukup unik yaitu belalang goreng yang dijual oleh penduduk setempat.

Kalian juga dapat membawa belalang goreng khas Gunung Kidul tersebut sebagai oleh-oleh atau bekal perjalanan pulang.


Catatan kaki: ksmtour.com l yogyes.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini