Warung Bali di Kamboja Jadi Primadona

Warung Bali di Kamboja Jadi Primadona
info gambar utama

Sebagian orang Indonesia saat ini sedang memasuki pekan liburan. Salah satu dari Kawan GNFI pasti ada rencana untuk menjelajahi Indonesia atau negara tetangga. Indonesia saat ini sudah bekerja sama dengan Anggota ASEAN lainnya dalam hal imigrasi, yang membolehkan warganya melintas atau berkunjung tanpa visa selama 30 hari.

Kamboja, merupakan negara seribu candi yang terletak di wilayah Indocina, dengan berbatasan langsung antara Thailand, Vietnam, dan Laos. Negara yang dialiri sungai Mekong ini memang sedang naik daun bagi wisatawan asing. Bagaimana tidak, mata uang di negara ini bisa dibilang cukup rendah, bahkan lebih rendah dari Indonesia.

Destinasi di negara ini memang cukup menarik, dari Phnom Penh sebagai ibu kotanya hingga Angkor Wat sebagai tujuan populernya. Jika dilihat dari sejarah, negara ini dulunya termasuk salah satu wilayah kekuasaan kerajaan Nusantara, yakni Sriwijaya.

Jadi tak heran, dari struktur bangunan, candi, dan situs sejarah lainnya memang tampak mirip. Sekilas, warga lokal Kamboja tampak mirip dengan orang lokal Indonesia.

Masalah terbesar yang dihadapi para traveler Indonesia biasanya meliputi makanan yang kurang cocok atau masakan dari bahan yang halal. Ini tentunya membuat para wisatawan Indonesia berpikir dua kali jika ingin berkunjung ke negara ini.

Beruntungnya, kini ada 3 restoran khas Indonesia yang berdiri di ibu kota Kamboja, salah satunya Warung Bali. Berada di pusat kota Phnom Penh, warung ini terletak di 25Eo, street 178, Phnom Penh, yang berjarak sekitar 300 meter dari bangunan istana kerajaan dan Musuem Nasional Kamboja atau Sala Rachana dalam bahasa Khmer.

Kang Firdaus dan Mas Kasmin | Sumber: go-stage.com
info gambar

Warung ini berdiri di kawasan Ruko dengan 2 lantai dan dikelola asli oleh orang Indonesia yang menetap lama di Kamboja. Kang Firdaus dan Mas Kasmin, begitu sapaan akrab mereka. Kedua orang ini asli dari Karawang dan Cilacap yang bekerja sejak tahun 1990-an. Tapi, bagaimana mereka berpikir untuk membuka usaha makanan Indonesia di Kamboja?

Berawal dari kebetulan, Firdaus merupakan pegawai di Kedutaan Besar Indonesia untuk Kamboja yang bekerja sebagai penjaga wisma dengan status karyawam kontrak. Firdaus sering diminta memasak untuk tamu-tamu dari Indonesia ataupun dari asing. Ia mengaku kemampuan masaknya didapat dari otodidak.

Kemudian Kasmin merupakan salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan telekomunikasi Indonesia yang mendapat tugas untuk pemasangan sebuah jaringan di negara Kamboja.

Saat itu, Kasmin memang sering memasak untuk dirinya sendiri, namun kebiasaan itu akhirnya diketahui oleh atasannya. Sempat khawatir, anggapan itu berbalik menjadi emas bagi dirinya. Kasmin diminta untuk memasak masakan khas kampung karena atasannya yang jenuh dengan masakan hotel dan cepat saji.

Sejak saat itu, atasan dari Kasmin acap kali mengundang rekan-rekannya untuk mencicipi masakannya. Di suatu kesempatan, Kasmin menghadiri acara di KBRI Kamboja yang membuat dirinya bertemu dengan Firdaus.

Tahun 2000, proyek yang dikerjakan Kasmin telah habis dan memutuskan untuk tidak meneruskan kontraknya. Namun Kasmin dan Firdaus memantapkan diri untuk mendirikan dan membuka bisnis rumah makan yang fokus dengan masakan ala Indonesia. Saat itu juga mereka mendirikan kafe kecil yang namakan Bali Cafe.

Warung Bali | Sumber: bola.com
info gambar

Warung Bali ini buka dari pukul 09.00 sampai pukul 21.00 waktu setempat. Menu di sini sangat variatif dan benar-benar cita rasa khas kampung halaman. Dari lumpia Semarang, tempe mendoan, soto Betawi, hingga sate ayam Madura. Untuk harga yang ditawarkan mulai dari Riel 5000 atau sekitar Rp 18.000. Sangat terjangkau, bukan?

Banyak pekerja asal Indonesia yang sering mampir ke Warung Bali, bahkan tak jarang warga Kamboja juga ikut mencicipi makanan khas Indonesia ini. Jadi bagi Kawan GNFI yang mempunyai rencana ke Kamboja, sekarang tidak usah ragu soal makanan, ya!

Catatan kaki: go-stage.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KN
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini