Hari Anak Nasional Sebagai Kontrol Kualitas Orangtua dan Anak

Hari Anak Nasional Sebagai Kontrol Kualitas Orangtua dan Anak
info gambar utama

Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli, digagas oleh mantan Republik Indonesia ke-2 yakni Bapak Soeharto. Beliau meyakini bahwa anak adalah aset kemajuan sebuah bangsa. Hal ini kemudian didukung dengan ditetapkannya keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 tahun 1984.

Dibuatnya peringatan Hari Anak Nasional juga memiliki tujuan antara lain meningkatkan kesadaran pada anak dalam menjalankan hak maupun kewajiban dan tentunya tanggung jawab kepada orangtua, masyarakat, hingga bangsa.

Adapun hal-hal yang juga memperlihatkan akan kepedulian terhadap anak, yakni dibuatnya beberapa peraturan yang ditetapkan dalam beberapa undang-undang. Salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Jika membahas mengenai Hari Anak Nasional, tentu tak lengkap jika tidak membahas apa saja kegiatan yang biasa dilakukan di Hari Anak Nasional. Tiap daerah maupun tiap instansi memiliki kegiatan unik dalam memeriahkan Hari Anak Nasional, antara lain mangadakan lomba, menyelenggarakan karnaval budaya yang diikuti oleh beberapa pelajar, berkunjung ke perpustakaan, dan masih banyak lagi.

Salah satu kegiatan memperingati Hari Anak Nasional l Sumber: hulusungaiutarakab.go.id
info gambar

Rangkaian kegiatan yang diadakan saat memperingati Hari Anak Nasional berbeda-beda, yang telah disesuaikan dengan tema tiap tahunnya. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ada beberapa tema yang dikeluarkan pemerintah, antara lain:

2014: “Ciptakan lingkungan kondusif untuk perlindungan demi tumbuh kembang anak”

2015: “Wujudkan lingkungan dan keluarga ramah anak”

2016: “Akhiri kekerasan pada anak”

2017: “Perlindungan anak dimulai dari keluarga”

2018: “Anak Indonesia anak GENIUS (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat)

2019: “Peran keluarga dalam perlindungan anak”

Dilihat dari beberapa tema yang ditetapkan pemerintah, tema-tema yang ditetapkan selalu bersangkutan dengan lingkungan terdekat, yakni keluarga dan masyarakat sekitar.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan biasanya juga melibatkan orang tua, tentunya dimaksudkan agar meningkatkan kualitas pengasuhan dan perlindungan dari lingkungan terkecil yakni keluarga, yang kemudian nantinya akan dikembangkan ke lingkungan yang lebih luas.

Keluarga menjadi landasan utama bagi tumbuh kembang anak dan selanjutnya sang anak akan mengembangkannya bersama masyarakat di sekitarnya.

Sumber: jogloabang.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
AI
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini