Melalui Sekolah, Happy Heart Indonesia Bawa Harapan dan Kebahagiaan

Melalui Sekolah, Happy Heart Indonesia Bawa Harapan dan Kebahagiaan
info gambar utama

Kurang lebih setahun berlalu pasca-gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 5 Agustus 2018. Bencana tersebut merusak fasilitas pendidikan seperti bangunan sekolah. Terdapat total 606 sekolah dilaporkan rusak, baik ringan atau berat.

Sekolah memiliki peranan penting selain sebagai sarana belajar mengajar, tapi juga untuk memulihkan kondisi psikologis dan mengurangi dampak psikososial pada anak pasca-situasi darurat seperti bencana alam. Dalam situasi darurat, adanya kegiatan belajar mengajar dapat membantu anak-anak yang terlantar atau dalam kondisi trauma kembali ke struktur, rutinitas, dan suasana yang normal.

Sekolah di Desa Santong, Lombok Utara hancur akibat gempa bumi berkekuatan 7.0 SR pada 5 Agustus 2018. Anak-anak bermain di tiang gelantung di antara puing-puing akibat gempa bumi | Foto: Happy Hearts Indonesia/2018
info gambar

Happy Hearts Indonesia (HHI) merupakan organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk membangun kembali sekolah, diharapkan mampu mengurangi dampak negatif yang dirasakan anak-anak pasca bencana alam. Happy Hearts Indonesia telah membangun 160 sekolah dan bermanfaat untuk 53.235 anak Indonesia.

Sekolah-sekolah yang dibangun kembali dilengkapi dengan furnitur dan fasilitas yang memadai untuk siswa dan guru, bahkan bagi anak penyandang disabilitas. Tak hanya memfasilitasi dalam bentuk bangunan fisik, Happy Hearts Indonesia juga memfasilitasi program pelatihan bagi guru dan siswa dengan harapan kualitas pendidikan meningkat. Bahkan edukasi tentang bidang sanitasi juga ada, melalui program pelatihan WASH (water, sanitation, and hygiene).

Kegiatan belajar mengajar di ruang kelas darurat pasca-gempa bumi Lombok | Foto: Happy Hearts Indonesia/2018
info gambar

“Happy Hearts Indonesia bekerja untuk mengembalikan harapan anak bangsa agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik, dan sekaligus memenuhi hak mereka atas pendidikan kendati kondisi yang sedang dialami. Kita harus memastikan kelangsungan pendidikan dalam kondisi apapun melalui bangunan sekolah yang aman, nyaman dan berkualitas,” jelas CEO Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beinwinkler.

Lima sekolah di Lombok Utara berdiri sebagai bentuk kontribusi nyata Happy Hearts Indonesia pasca-gempa Lombok melalui kerja sama dengan sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas donor. Selain membangun gedung sekolah dengan konstruksi tahan bencana, Happy Hearts Indonesia juga memfasilitasi guru dan siswa dengan pelatihan kesiapsiagaan darurat. Ditargetkan sekitar 10 sekolah dibangun kembali hingga pertengahan 2020.

PAUD Al-Muhsinin yang terletak di Desa Malaka, Lombok Utara telah dibangun kembali pada awal 2019 dan dilengkapi dengan due ruang kelas, satu toilet, ruang guru, taman bermain dan peralatan belajar yang sesuai | Foto: Happy Hearts Indonesia/2019
info gambar

Tidak adanya pendidikan membawa risiko untuk anak-anak putus sekolah akibat bencana alam terjerat dalam lingkaran hitam pekerja anak, pernikahan dini atau dampak negatif yang merugikan anak. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) angka anak putus sekolah di Indonesia tingkat Sekolah Dasar (SD) pada 2018 telah menurun 18,1% dari tahun sebelumnya.

Happy Hearts Indonesia ingin terus mengurangi jumlah anak putus sekolah dengan membangun kembali sekolah yang terdampak bencana atau dalam kondisi tak layak sebagai prioritas utamanya.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NC
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini