Dari Tukang Service, Beralih Penjual Bendera Merah Putih di Bulan Agustus

Dari Tukang Service, Beralih Penjual Bendera Merah Putih di Bulan Agustus
info gambar utama

Memasuki bulan agustus yang identik dengan pernak pernik menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Babinsa Koramil Kota Serka Samsuri mendatangi salah satu penjual bendera dan umbul-umbul yang berada di kawasan jalan Mayor Bismo, Rabu (7/8)

Tidak hanya kawasan tersebut saja, hampir semua tempat-tempat tertentu yang cukup strategis, penjual bendera maupun umbul-umbul tersebar di seputaran Kota maupun Kabupaten Kediri. Mereka menjualnya dengan harga dan ukuran yang bervariasi.

Salah satunya adalah Gunadi (47 tahun) warga Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem. Dalam seharinya, ia mengaku bisa meraup omset Rp 400.000 hingga Rp 1.600.000. Ia sendiri sebenarnya hanya menjual bendera dan umbul-umbul di waktu tertentu alias pedagang musiman.

Sehari-hari, Gunadi berprofesi sebagai tukang service sepeda motor di Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota. Khusus bulan agustus, ia beralih menjadi penjual bendera dan umbul-umbul. Menurutnya, hasilnya lumayan dan bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

“Saya cuma di bulan Agustus ini saja jualan, kalau hariannya saya tukang service sepeda motor di Ngronggo. Itu (service) milik saya, jadi bisa kapan saja buka, bisa tutup sementara. Hasil jualan ini cukup bagus, bisa menambah pendapat saya,” kata Gunadi.

Di tempat tersebut, bendera ukuran lebar 20 centimeter dan panjang 30 centimeter berbahan polyster dijual seharga Rp 15.000 per lembar dan berbahan katun Rp 23.000 per lembar, sedangkan ukuran lebar 60 centimeter dan panjang 90 centimeter berbahan polyster dijual seharga 39.000 per lembar, berbahan katun Rp 48.000 per lembar dan satin Rp 60.000 per lembar

Ukuran lebar 100 centimeter dan panjang 150 centimeter berbahan polyster dijual seharga 96.000 per lembar, berbahan katun Rp 123.000 per lembar, satin Rp 159.000 per lembar, drill Rp 192.000 per lembar, dan tetoron Rp 192.000 per lembar

Umbul-umbul gergaji tinggi 280 centimeter dan lebar 50 centimeter dijual seharga 90.000 per lembar, sedangkan umbul-umbul kipas tinggi 380 centimeter dan lebar 70 centimeter Rp 129.000 per lembar. Backdrop minimalis tinggi 80 centimeter berbahan polyster dijual seharga 62.000,- per meter dan satin Rp 78.000,- per meter.

Umumnya, pada tanggal 14-16 Agustus ramai-ramainya pembeli. Omset pada hari tersebut bisa menembus Rp 2.000.000 dan kalau beruntung, bisa meraup Rp 3.000.000 lebih.

Biasanya, pembeli mulai terlihat saat siang dan sore hari. Pembeli umumnya sepulang beraktivitas harian atau mengantarkan anaknya pulang sekolah, dan Ketua RT atau RW.

“Kalau pembeli, itu paling sering siang, sama sore. Biasanya mereka barusan pulang kerja, mengantar anaknya pulang sekolah, sama pak RT, pak RW yang mau mengganti bendera, mengganti umbul-umbul yang baru,” ungkap Gunadi.

Harga, dikatakan Gunadi, sebenarnya bisa dinego alias bisa turun dari dasar harga. Nego tersebut tergantung pada jumlah bendera atau umbul-umbul yang dibeli. Selain itu, ia sanggup memenuhi bendera atau umbul-umbul berjumlah banyak kepada pembeli yang menginginkannya.

Dikatakan Gunadi, statusnya sebagai penjual bendera dan umbul-umbul biasanya akan berakhir pada tanggal 17 Agustus, dan ia kembali ke profesi aslinya. Ia sendiri sudah menjalani sebagai pedagang musiman selama 4 tahun.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini