Siap Meluncurkan Mobil Listrik Dipenghujung 2019

Siap Meluncurkan Mobil Listrik Dipenghujung 2019
info gambar utama

Pesona mobil listrik, kendaraan pribadi efisien yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia akan segera hadir. Sejatinya, mobil listrik merupakan mobil yang bergerak dengan bahan bakarnya adalah listrik. Mobil listrik ini menggunakan energi listrik yang disimpan berupa baterai, hal ini dinilai lebih praktis dan tidak menimbulkan banyak polusi.

Dinilai efektif, pemerintah Indonesia mulai memikirka secara matang tentang penggunaan mobil berbahan bakar listrik terhadap tingkat polusi Ibu Kota DKI Jakarta yang kian memburuk. Pasalnya, indeks polusi udara di Ibu kota dinilai sangat tidak sehat dan bahkan menduduki posisi keempat sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat setelah kota Dubai (Uni Emirat Arab), Krasnoyararsk (Rusia), dan Astana (Kazakhstan) menurut AQI.

Lalu, bagaimana kesiapan Indonesia terhadap hadirnya mobil listrik ini? Indonesia disebut-sebut sudah sanggup untuk memproduksi dan menjalankan mobil listrik untuk waktu dekat ini. Sedangkan untuk penjalanan infrastruktur, PT Pertamina dan PLN akan bertanggung jawab terhadap stasiun pengisian listrik umum atau SPLU. Dari PLN sendiri sudah memiliki 5.420 truly charging station yang sudah menyebar di 1.982 titik dan 1.840 unit di SPLU Jakarta.

Green Energy Station | Twitter.com
info gambar

PT Pertamina sudah memiliki satu unit PLTU yang terletak di Kuningan, Jakarta. PLTU itu bernama Green Energy Station atau disebut GES yang terdiri dari 2 unit fast charging. SPLU ini mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik hanya dalam waktu 15 menit.

Dikutip dari Indonesia.go.id, Respon pemerintah terhadap infrastruktur dari pemerintah dipastikan penandatanganan aturan mobil listrik itu disampaikan Jokowi usai meresmikan Gedung Baru Sekretariat Asean di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. "Sudah, sudah, sudah, sudah saya tandatangani pada Senin pagi, " kata Jokowi, seusai peresmian Gedung Baru Sekretariat Asean di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).

Presiden Joko Widodo pun berharap adanya perpres percepatan kehadiran industri mobil listrik di Indonesia dapat ditingkatkan. Terlebih bahan pembuatan baterai yang menjadi penggerak mobil listrik ada di Indonesia.

"Ya kita ingin mendorong agar industri otomotif mau segera merancang mempersiapkan untuk ya membangun industri mobil listrik di Indonesia," jelasnya.

"Kita tahu 60% dari mobil listrik kuncinya ada di baterainya dan bahan untuk membuat baterai dan lain-lain ada di negara kita," lanjutnya.

Bagaimana sebenarnya isi Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV). Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengemukakan, pihaknya melakukan persiapan yang panjang dengan melibatkan sejumlah pihak, di antaranya, Kemenko Kemaritiman, Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, BPPT, dan Kementerian Perhubungan.

Perpres ini hanya mengatur seputar KBL (kendaraan berbasis Listrik) dengan menggunakan komponen baterai. Riza berpendapat kehadiran perpres akan menjelaskan segala ekosistem tentang KBL termasuk peran BPPT sebagai badan yang bertanggung jawab untuk penelitian, pengembangan dan kajian, serta penyerapan KBL.

"Berkaitan dengan pengembangan baterai, BPPT berusaha mencari solusi bagaimana baterai dapat dioptimalkan dengan teknologi terbaik," jelas Riza.

Riza menyebutkan ada sejumlah poin penting yang tertuang dalam draf perpres tersebut. Dalam Pasal 6, misalnya, perusahaan industri KBL berbasis baterai wajib membangun fasilitas manufaktur dalam negeri serta industri komponen KBL harus mendorong tumbuhnya industri KBL di Indonesia.

"Pasal 7 menyebut pemerintah pusat, pemda, dan perusahaan industri dapat bersinergi melakukan penelitian pengembangan dan inovasi teknologi industri KBL berbasis baterai," ungkap Riza.

Yang jelas, pengembangan mobil listrik di negara ini merupakan sebuah keniscayaan. Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Pasalnya, produksi minyak negara ini semakin turun, sedangkan kebutuhan BBM untuk kendaraan bermotor terus meningkat.

Konsekuensinya, Indonesia yang kini merupakan nett importer minyak semakin terbebani bila tetap menggunakan BBM, sehingga perlu upaya untuk mengurangi penggunaannya, dan mobil listrik adalah solusinya.

Sedangkan bagaimana untuk harga dan tipe mobil-mobil listrik yang akan meluncur di Indonesia? Yuk simak!

Nissan Leaf | cnbcindonesia.com
info gambar

Nissan Leaf

Mobil keluaran merk Nissan ini memiliki mobil yang cukup diminati di pasaran. Saat ini mobil Nissan Leaf dibnderol dari US$ 30.000-US$ 42.500 atau sekitar Rp 500 jutaan.

BYD E6 A/T

Bagi kawan GNFI yang tertarik, mobil ini bisa didapatkan dengan harga mulai dar US$35.000 atau Rp 490 juta.

Outlander PHEV

Mitsubishi Outander PHEV atau Plug in Hybrid Electric Vehicles ini diproduksi vendor asal Jepang yanng banderol lebih dari Rp 1 miliar.

Tesla

Prestige Image Motorcars yang merupakan importir umum yang dipimpin Rudy Salim disebut akan menghadirkan mobil listrik paling terjangkau untuk masyarakat di akhir tahun 2019. Mobil Tesla yang akan diperkenalkan yakni tipe Tesla Model 3.

Tesla model S dan X akan lebih dahulu datang ke Indonesia dengan harga kisaran Rp 2 miliar.


Catatan kaki: indonesia.go.id | cnbcindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini