Rumah Sakit Simpang, Sudah Runtuh Tapi Tetap Dikenang

Rumah Sakit Simpang, Sudah Runtuh Tapi Tetap Dikenang
info gambar utama

Kali ini kami tim Good News From Indonesia berkesempatan mengunjungi Museum 10 November di Tugu Pahlawan Surabaya.

Di dalamnya banyak sekali benda-benda bersejarah sebagai saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Mulai dari pakaian hingga printilan-printilan seperti tempat minum.

Nah(dihapus saja) kemudian ada satu hal menarik yakni Rumah Sakit Simpang Surabaya sebagai rumah sakit tertua di Surabaya. Namun bangunannya sudah tidak ada hanya tersisa tugu peringatan. Ternyata bangunan rumah sakit sudah berubah menjadi kawasan mall lebih tepatnya Delta Plaza Surabaya.

Bagi warga Surabaya tentunya mereka sudah mengetahui bahwa kawasan Delta Plaza Surabaya dulunya adalah sebuah rumah sakit.

Seperti anak-anak sekolah yang selalu mendapatkan cerita bahwa sekolahnya dulu adalah rumah sakit ya. Tapi ini bukanlah cerita belaka.

Kawasan Delta Plaza Surabaya dulunya memang bangunan rumah sakit tertua di Surabaya. Rumah sakit tersebut bernama Oude Centrale Vurgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) atau Rumah Sakit Simpang.

Miniatur rumah sakit simpang Surabaya di Museum 10 November | Sumber: Kendita Agustin
info gambar

Rumah Sakit Simpang Surabaya memiliki banyak kisah sejarah di dalamnya yang tentunya menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Surabaya.

Berdiri sebelum tahun 1900-an dan dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Daendels. Perintah tersebut bertujuan untuk mengganti rumah sakit lama di kota bawah yang telah dijual Daendels pada tanggal 14 Juli 1808.

Sejak saat itu pun Rumah Sakit Simpang sudah mengalami beberapa renovasi. Semula hanya bisa menampung 150 pasien hingga bisa menampung 200 pasien.

Bangunan rumah sakit Simpang Surabaya | Sumber: Prelo.co.id
info gambar

Pada tahun 1868 dan 1869 wilayah Surabaya sempat diserang wabah Kolera dan Rumah Sakit Simpang mendapatkan banyak pasien hingga 3 kali lipat. Jumlah tersebut pun semakin bertambah karena kedatangan militer yang terluka setelah kembali dari ekspedisi Bali.

Nah, pada tahun 1876 ditanamlah pohon-pohon beringin besar yang rindang dan pembasmian hama penyakit. Di saat itu juga pemisahan pasien menular dan tidak menular dipisahkan.

Oh ya, Rumah Sakit ini berdiri di atas lahan seluas 3.200 m2 .

Di tahun 1890, sempat menjadi Rumah Sakit Militer. Pegawai atau perawat yang direkrut merupakan kalangan militer yang sudah tidak aktif di dinas.

Dahulu dokter dan perawat hanya bisa menangani pasien anggota militer yang berpangkat tinggi dan tidak terlalu memperhatikan yang berpangkat rendah.

Dr. Soetomo merupakan salah satu yang bertugas di Rumah Sakit Simpang. Beliau sebagai dokter dan dosen kedokteran pribumi.

Beliau mengajar di Dermato Venereologie atau Huid-en Geslachtsziekten atau ilmu penyakit kulit dan kelamin.

Rumah Sakit Simpang ini memiliki peran yang besar saat masa pertempuran Surabaya. Tertulis dalam tugu yang didirikan dekat dengan Delta Plaza bahwa:

“Dulunya kawasan Delta Plaza adalah Rumah Sakit Umum (CBZ) korban pertempuran 10 November 1945 memenuhi seluruh pojok gedung dan meluber sampai halaman rumah sakit. Para dokter dan perawat bekerja terus menerus namun banyak korban tak tertolong jiwanya. Mereka yang bisa diselamatkan diangkut keluar kota. Karena meluasnya pertempuran maka tanggal 14 November 1945 dilakukan pengungsian terakhir dengan kereta api dari stasiun gubeng menuju Malang.”

Tugu atau monumen tersebut terletak di jalan Pemuda (depan gedung RRI Surabaya). Monumen dibangun setinggi 2 meter.

Monumen rumah sakit Simpang di kawasan Delta Plaza Surabaya | Sumber: Ulinulin.com
info gambar

Sesungguhnya masih banyak cerita sejarah yang masih bisa kita gali. Apalagi peristiwa 10 November terjadi di Surabaya tentunya meninggalkan banyak kisah sejarah.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KM
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini