Temuan Seperti Fosil Stegodon di Ngawi

Temuan Seperti Fosil Stegodon di Ngawi
info gambar utama

Seorang warga di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, telah menemukan benda seperti kayu yang telah membatu dan diperkirakan sebagai fosil tulang paha gajah purba.

Penduduk lokal bernama Bambang Sumaryono mengatakan fosil sisa-sisa tulang paha gajah purba ditemukan oleh Slamet (50) seorang pencari pasir saat menyelam di Sungai Ketonggo di sebuah desa setempat untuk mencari pasir.

"Awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh Pak Slamet saat menyelam mencari pasir di Sungai Ketonggo. Objeknya adalah dianggap kayu," kata Bambang kepada wartawan.

Fosil tulang paha memiliki panjang sekitar 75 sentimeter. Sayangnya, fosil itu pecah ketika dikeluarkan dari dasar sungai. Diperkirakan bahwa fosil-fosil ini milik spesies purba Stegodon atau gajah purba.

Fosil kaki gajah bagian depan yang ditemukan oleh Slamet (50) warga Desa Tempuran yang sedang mencari pasir. Fosil tersebut saat ini disimpan di rumah kepala dusun, menungu peneliti dari Museum Sangiran | Foto: Catur / Kompas
info gambar

"Sepertinya bentuk tulang paha gajah. Masalahnya adalah fosilnya sangat besar. Penduduk sekitar waktu ini hanya menemukan benda fosil yang diduga berasal dari fosil," katanya.

Temuan ini membuat warga desa di sekitarnya penasaran. Mereka datang ke lokasi tepi sungai untuk melihat objek yang diduga fosil tersebut.

"Ingin melihat penemuan tulang yang seharusnya fosil. Sangat besar, tidak pernah melihat tulang seperti ini. Temuannya seperti yang ada di Museum Trinil," kata seorang warga warga desa setempat yang datang ke lokasi, Lina, seperti dilansir Antara.

Agar tidak rusak, dugaan temuan fosil tersebut kemudian dibawa ke rumah salah satu warga desa setempat. Sesuai rencana, warga berencana melakukan pencarian lain karena kemungkinan masih ada banyak fosil lain yang terkubur di dasar sungai.


Catatan kaki: Netral News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini